KOMPAS.com - Bika bakar ialah jajanan jadul khas Minang yang dapat ditemui di daerah pesisir Sumatera Barat, salah satunya yaitu Pariaman.
Biasanya bika dimakan sebagai kudapan bersama kue tradisional khas Minang lainnya, seperti ketan srikaya, serabi, dan onde-onde.
Namun, saat ini keberaadaan bika bakar sudah mulai berkurang di pasaran. Apabila para wisatawan yang datang ke Sumatera Barat ingin menikmati bika bakar, mereka biasanya harus datang langsung ke dapur produksi bika.
Bika terbuat dari campuran kelapa parut, tepung beras, dan santan yang dimasak di dalam cetakan beralas daun waru.
Daun waru merupakan jenis daun yang biasanya ditemukan di daerah pantai. Bentuknya lebar dan bulat, serta bertekstur agak kasar.
Secara tradisional, bika bakar dimasak di atas arang dan sabut kelapa yang masih panas. Penggunaan sabut kelapa ini membuat rasa bika menjadi lebih smooky setelah dibakar.
Namun, bila tidak memungkinkan menggunakan arang dan sabut kelapa, bisa diganti oven.
Pembuatan bika bakar termasuk sederhana, resepnya dapat dilihat di buku "Pusaka Nenek Moyang, yang Pantas Disayang- Kuliner MInangkabau" (2019) karya Murdijati Gardjito dkk terbitan PT Gramedia Pustaka Utama berikut.
Baca juga:
Baca juga: