KOMPAS.com - Chili oil cocok disajikan dengan beragam hidangan, baik yang dikukus seperti dimsum, tumis sayuran, maupun gorengan.
Cocolan pedas gurih yang biasa hadir di restoran masakan khas China ini cukup mudah dibuat di rumah.
Bahan utamanya hanya dua, yakni cabai dan minyak. Namun, kamu bisa menambahkan aneka rempah untuk memperkaya rasa dan aromanya.
Selain nikmat disantap dengan banyak sajian, chili oil juga cocok dijadikan stok saus di rumah karena bisa disimpan lama.
Chili oil bisa awet mulai dari dua minggu hingga enam bulan bila cara menyimpannya benar.
Simak empat cara membuat dan menyimpan chili oil agar awet hingga enam bulan berikut ini.
Baca juga:
Cabai merupakan bahan utama untuk membuat chili oil. Biasanya, ada dua macam cabai yang digunakan, yakni cabai utuh dan cabai bubuk.
Baik cabai utuh maupun cabai bubuk, pastikan untuk memilih jenis cabai terbaik saat membuat chili oil.
Pasalnya, jenis cabai yang dikeringkan biasanya memiliki aroma dan rasa berbeda, seperti dikutip The Kitchnn.
Salah satu jenis cabai yang cocok digunakan untuk membuat chili oil adalah cabai guajillo.
Baca juga:
Selain cabai, minyak juga merupakan bahan utama dalam pembuatan chili oil.
Jenis minyak terbaik untuk membuat chili oil adalah minyak netral yang memiliki titik asap tinggi.
Beberapa jenis minyak netral untuk membuat chili oil adalah minyak zaitun, minyak biji anggur, dan minyak kanola.
Baca juga: Apakah Minyak Zaitun Bisa Dipakai untuk Goreng Makanan?
Penambahan beragam rempah bisa membuat aroma dan cita rasa chili oil semakin nikmat.