KOMPAS.com - Orang Amerika membeli sekitar 600 juta pon permen untuk perayaan Halloween setiap tahunnya.
Permen menjadi tradisi Halloween yang cukup kental, saat anak-anak menggunakan kostum seram dan lucu berkeliling rumah dan berteriak, "Trick-or-treat!".
Melansir The Kitchn, banyak hari liburan di Amerika seperti Natal, Paskah identik dengan pembagian permen dan jajanan manis lainnya.
Dari mana tradisi berburu permen saat Halloween?
Baca juga: Mengapa Labu Identik dengan Perayaan Halloween?
Natal dan Paskah adalah hari libur utama yang perayaannya identik dengan membagi-bagikan permen serta manisan pada 1916.
Pada musim-musim tersebut industri permen panen laba penjualan permen. Namun, para pelaku bisnis permen mencari cara agar bisa meningkatkan penjualan permen di musim gugur.
Akhirnya, mereka mulai mengemas ide berupa "Candy Day", sebuah hari raya yang diperingati pada Sabtu kedua bulan Oktober.
Baca juga: Resep Cupcake Labu Kuning dengan Rempah
Hari raya tersebut dibuat sebaga simbol untuk merayakan persahabatan dengan cara memberikan permen kepada teman dan sahabat sekitar.
Pelaku bisnis permen saar itu mengadakan kampanye untuk melariskan produk permen miliknya.
Candy Day berganti nama menjadi Sweetest Day untuk menghubungkan gagasan permen dan perayaan persahabatan pada 1950-an.
Industri permen memutar otak untuk meningkatkan penjualan permen dimusim gugur dengan mengadakan Sweetest Day dan Candy Day.
Para ibu rumah tangga sedang mencari alternatif dalam membagikan jajanan untuk perayaan Halloween.
Era 1950-an dan 1960-an, anak-anak bisa mendapat kacang-kacangan, koin, atau mainan dari tetanggannya dengan bermain trick-or-treat.
Baca juga: Resep Donat Labu Kuning, Bikin Donat Panggang buat Camilan Besok
Jika mereka benar-benar beruntung, biasanya akan mendapatkan kudapan atau camilan manis yang langsung dibuat oleh si pemilik rumah.