Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNS Teliti Susu Sapi Ramah Pencernaan

Kompas.com - 21/10/2021, 15:04 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu sapi mempunyai banyak manfaat bagus bagi tubuh. Dengan mengonsumsi susu sapi, bisa mencegah atau menurunkan risiko terkena serangan jantung. Selain itu susu sapi juga bagus untuk tulang dan gigi.

Karena manfaatnya itu pula, anak-anak dianjurkan untuk meminum susu sebagai pelengkap nutrisi.

Manfaat susu sapi ini bisa dikonsumsi baik dalam  bentuk susu murni, produk susu formula maupun susu UHT. Meski susu sapi memiliki banyak manfaat bagus, ada sebagian anak yang alergi terhadap susu sapi.

Bagi seseorang yang alergi susu sapi bisa berdampak mengalami gangguan pencernaan, muntah hingga diare.

Baca juga: DIY PPKM Level 2, Epidemiolog UGM Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Melihat kondisi ini, para mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencoba memberikan solusinya.

Teliti varian susu sapi ramah pencernaan

Mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta (RE) UNS Surakarta ini meneliti varian susu sapi perah yang ramah terhadap saluran pencernaan.

Hasil riset para mahasiswa tentu akan membantu penderita intoleransi laktosa agar aman dalam meminum susu.

Penelitian ini dilakukan oleh Mohammad Ilham Dhiaurridho, Firmansyah Tristadika Prakosa, Firna Fauziatul Karimah, Salsabilla Ramadhana, dan Ine Febriantama. Mereka adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian (FP) UNS.

Baca juga: Unnes Mulai Perkuliahan Tatap Muka dengan Model Hybrid

Ketua tim Mohammad Ilham Dhiaurridho menerangkan, penelitian ini berawal dari banyaknya laporan kasus penderita intoleransi laktosa di Indonesia. Mereka mencoba mempelajari penyebab intoleransi laktosa tersebut.

Penyebab intoleransi laktosa

Salah satu penyebab intoleransi laktosa adalah keberadaan varian susu A1 yang mengandung asam amino proline pada rantai polipeptida beta kasein.

Keberadaan varian susu A1 ini mengandung polipeptida BCM-7 yang mempengaruhi produksi dan aktivitas dari enzim laktase. Hal itulah yang menyebabkan adanya gangguan pada sistem pencernaan berupa sakit perut, kembung, buang angin berlebih, dan diare.

"Kekhawatiran kami adalah tidak tercukupinya asupan gizi masyarakat Indonesia karena enggan mengonsumsi susu dengan alasan diare yang timbul setelah minum susu," terang Mohammad Ilham Dhiaurridho seperti dikutip dari laman UNS, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Kisah Mahasiswi Asal NTT, Semangat Kuliah untuk Membangun Daerah Asal

Dia menambahkan, timnya melakukan penelitian dan menemukan bahwa terdapat sapi Friesian Holsten (FH) Indonesia yang dapat memproduksi susu varian A2 dan siap untuk dikembangkan sebagai sapi penghasil susu ramah sistem pencernaan.

Teliti gen beta kasein pada 12 ekor sapi perah

Tim PKM RE UNS menganalisis gen beta kasein pada 12 ekor sapi perah Friesien Holstein (FH) Indonesia. Mereka menemukan titik mutasi pada ekson 7 gen beta kasein menggunakan teknik DNA sequencing.

Mutasi tersebut menyebabkan perubahan adenin menjadi sitosin sehingga merubah susunan asam amino gen beta kasein (CSN2) dari histidin menjadi prolin.

Temuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar sapi perah FH Indonesia membawa alel varian A1 sebesar 0,417 (41,7 persen) sehingga kemungkinan menyebabkan gangguan pencernaan cukup tinggi.

Penelitian ini juga menemukan 33 persen sapi FH Indonesia yang menghasilkan susu varian A2 yang sangat ramah terhadap penderita intoleransi laktosa. Susu varian A2 yang tidak mengandung senyawa BCM-7 sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran pencernaan seperti diare.

Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar faktual untuk perbaikan mutu genetik sapi FH Indonesia yang mampu menghasilkan susu varian A2 ramah saluran pencernaan.

Peternak sapi perah, industri, hingga pemerintah juga dapat memanfaatkan hasil riset ini dalam mengembangkan sapi FH guna menghasilkan susu varian A2.

Baca juga: BNN Jabar Ajak Kampus Waspadai Bahaya Narkoba Jenis NPS

Dengan penemuan ini, beragam manfaat telah diproyeksikan seperti penekanan kasus intoleransi laktosa, kegemaran masyarakat dalam minum susu yang meningkat, dan asupan gizi tercukupi.

Kondisi ini tentu berdampak baik pula dalam mempertahankan imunitas tubuh, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com