Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DIY PPKM Level 2, Epidemiolog UGM Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Kompas.com - 20/10/2021, 15:53 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Indonesia berlahan mereda. Pemerintah pun menurunkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke beberapa level.

Dalam instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 tahun 2021 mengatur penyesuaian PPKM di seluruh kabupaten kota DIY menjadi level 2.

Menyikapi hal ini, epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria menekankan, masyarakat tetap perlu waspada dan berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) karena ancaman penularan virus belum benar-benar hilang.

Baca juga: Wakil Rektor Undiksha: Tidak Aktif di Kegiatan Mahasiswa, KIP-K Bisa Dicabut

Masyarakat perlu menjaga situasi tetap kondusif

Menurutnya, situasi yang relatif kondusif untuk beraktivitas di tempat umum bisa dinikmati untuk seterusnya hanya jika masyarakat menjalankan peran masing-masing dalam penanganan Covid-19.

"Masyarakat perlu diberi pemahaman dan edukasi bahwa kondisi seperti sekarang ini tanggung jawab semuanya. Kalau ingin seperti ini terus, bisa keluar rumah dengan tetap pakai masker," terang Bayu Satria seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (20/11/2021).

Bayu juga mengimbau agar masyarakat bersedia divaksin, disiplin pakai masker dan bersedia diperiksa jika terjadi kontak erat.

Bayu memaparkan, kondisi pandemi Covid-19 di DIY pada saat ini memang jauh lebih baik jika dibandingkan periode sebelumnya.

Hal ini paling terlihat dari jumlah kasus yang dirawat di rumah sakit serta angka kematian harian.

Baca juga: BNN Jabar Ajak Kampus Waspadai Bahaya Narkoba Jenis NPS

Masyarakat wajib jalankan prokes

Bayu menegaskan, saat ini juga tidak ada lagi pemberitaan bahwa rumah sakit kekurangan tempat tidur hingga proses pemakaman yang harus antre. Serta berita lain yang secara tidak langsung menggambarkan tingginya angka kasus dan kematian.

Namun kasus Orang Tanpa Gejala (OTG) atau gejala ringan kemungkinan tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran kasus yang tercatat. Karena masih banyak masyarakat yang takut diperiksa terutama jika mengalami gejala ringan atau OTG.

"Saat ini kondisinya hampir sama. Sama-sama di semua kabupaten kota masih kurang kesadaran masyarakat untuk periksa jika gejala ringan atau habis kontak dengan kasus positif. Tidak jarang masih ditemukan yang menolak di-swab saat pelacakan kontak," ungkap Bayu.

Bayu menambahkan, masyarakat wajib tetap berdisiplin menjalankan 5M dan mau divaksin. Jika masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan, risikonya dapat kembali terjadi peningkatan kasus Covid-19 meski tidak setinggi sebelumnya.

"Jika masyarakat tidak mau mematuhi itu semua ya menjadi risiko mereka juga. Kalau sampai DIY kembali naik level risikonya dan banyak yang ditutup lagi," tegas Bayu.

Baca juga: Ezi Masdia Putri Raih Gelar Doktor Termuda Usia 26 Tahun di Unand

Kasus Covid-19 gelombang ketiga bisa saja terjadi

Bayu menilai, terkait prediksi sejumlah pihak akan terjadinya gelombang peningkatan kasus ketiga di Indonesia, hal ini mungkin saja terjadi. Terutama menjelang libur panjang akhir tahun.

"Memang mungkin terjadi terutama menjelang libur panjang akhir tahun di mana sangat mungkin terjadi mobilitas cukup besar walau mungkin tidak sama besarnya dengan Idul Fitri," imbuhnya.

Bayu menambahkan, yang perlu diantisipasi adalah mobilitas besar ini. Langkah antisipasi bisa dilakukan dengan cara memecah hari libur sehingga masyarakat tidak mengambil libur panjang.

Baca juga: Tips Menulis Motivation Letter Beasiswa ala Ditjen Dikti

Sejalan dengan penyesuaian level PPKM, menurutnya pemerintah juga perlu berupaya melakukan evaluasi langkah 3T yang sudah dapat berjalan dan yang belum berjalan ketika terjadi gelombang kedua.

"Selain itu pemerintah menyiapkan infrastruktur dan SDM jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus seperti sebelumnya," tandas Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com