PERAN seorang pemimpin biasanya akan teruji saat lembaga atau organisasi yang dipimpinnya mengalami krisis. Saat itu seorang pemimpin dituntut cepat mengambil keputusan dan melakukan komunikasi terbuka serta transparan dengan pihak terkait.
Krisis menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi seorang pemimpin. Krisis tidak dapat diprediksi kapan waktu terjadinya. Untuk itu, pemimpin harus selalu siap dan berani saat krisis datang.
Di sisi lain, krisis dapat menjadi peluang bagi seorang pemimpin untuk menunjukkan kemampuannya membimbing dan mengarahkan anggota organisasi melewati masa krisis.
Dari semuanya itu, organisasi lebih membutuhkan seorang pemimpin solutif, yaitu memahami segala bentuk permasalahan yang bisa berpotensi menjadi krisis, cenderung fokus pada penyelesaian masalah, dan paling penting berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan serta hasil positif.
Pemimpin tidak hanya harus mampu berkomunikasi, tetapi juga berani bertindak dengan mendorong anggota organisasi mengimplementasikan solusi yang cepat dan efektif.
Tentu saja melalui kolaborasi antara tindakan dan mengomunikasikan ide, solusi serta arahan yang jelas dari seorang pemimpin dapat menciptakan budaya kerja responsif dan produktif.
Artinya, kepemimpinan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan setiap elemen melewati masa-masa krisis.
Pemimpin solutif juga dituntut memiliki kemampuan analisa situasi sebagai langkah awal menggali informasi, mampu menemukan celah dari insiden yang berpotensi menjadi krisis serta mengidentifikasi kendala.
Kemudian mengatasi kendala tersebut agar tidak menyebabkan krisis menjadi besar, yang pada akhirnya berdampak reputasi dan citra organisasi.
Untuk itu, pemimpin juga harus mampu berpikir inovatif; menemukan ide-ide baru dan melakukan pendekatan yang tepat, tidak lagi menggunakan cara-cara lama.
Sebab, kehidupan masyarakat saat ini sangat dinamis seiring dengan perkembangan teknologi digital yang tidak dapat dihindari dan masyarakat dituntut mengikuti perubahannya.
Maka, pemimpin yang berinovasi dengan memahami pergerakan masyarakat dinilai dapat dengan mudah menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah ataupun krisis.
Pemimpin solutif kemudian tidak akan ragu dalam mengambil keputusan untuk menangani krisis. Sebab dalam situasi mendesak, pemimpin yang solutif memahami bahwa kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan harus segera dilakukan.
Seorang pemimpin yang lamban menanggapi krisis akan mengakibatkan organisasi mengalami dampak yang lebih buruk lagi.
Di era digital sekarang ini, penyebaran informasi semakin cepat sebagai akibat dari perkembangan teknologi digital. Hal ini tentunya menjadi tantangan baru bagi organisasi saat diterpa krisis.