Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klitih: Pengertian, Sejarah, Penyebab, dan Cara Menghindari Klitih

Kompas.com - 26/03/2023, 16:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klitih atau kejahatan kriminal jalanan di Yogyakarta menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan di media sosial.

Istilah klitih yang terjadi di Jogja kembali menjadi sorotan, karena berbagai tindak kriminal di Jogja yang kian marak belakangan ini.

Contoh kasus klitih ini terjadi beberapa kali di Yogyakarta yang terjadi di malam hari ketika beberapa jalan mulai sepi.

Selanjutnya untuk mengetahui klitih lebih dalam, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya mengenai klitih mulai dari pengertian, penyebab, hukum, dan langkah atau cara menghindari klitih.

Baca juga: Mengenal Klitih Yogyakarta: Sejarah, Perkembangan, dan Sasarannya

Pengertian klitih

Dikutip dari Kompas.com (9/4/2022), klitih pada awal maknanya sebenarnya tak merujuk kepada hal-hal negatif atau kriminalitas. 

Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito menuturkan, makna asli istilah klitih adalah kegiatan atau aktivitas keluar rumah di malam hari untuk menghilangkan kepenatan.

Namun saat ini, istilah klitih telah mengalami pergeseran kepada hal negatif yakni tindakan kriminalitas dan anarkistis.

Tak hanya itu, pada banyak kasus yang ditemukan di Yogyakarta, klitih justru dilakukan oleh remaja.

“Klitih perlahan mengalami pemburukan makna, ketika diidentikkan dengan tindakan kejahatan, kriminalitas, entah itu dengan berbagai alasan tidak jelas,” kata Arie.

Ia juga menuturkan, aksi klitih ini merupakan bentuk disorientasi pada remaja.

Misalnya, remaja yang memiliki permasalahan di keluarga, mempunyai beban di sekolah, mendapat stigma buruk di lingkungan dan komunitas, memiliki ruang ekspresi terbatas, dan lainnya.

Asal kata klitih

Sementara itu ahli Bahasa Jawa sekaligus Guru Besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Pranowo mengatakan, klitih berasal dari bentuk kata ulang yaitu klithah-klithih yang bermakna jalan bolak-balik agak kebingungan.

Hal itu merujuk pada Kamus Bahasa Jawa SA Mangunsuwito yang menyebut klitah-klitih termasuk sebagai dwilingga salin suara atau kata ulang berubah bunyi.

Contoh kata yang serupa dengan klitah-klitih dalam bahasa Indonesia, seperti pontang-panting dan mondar-mandir.

”Dulu, kata klithah-klithih sama sekali tidak ada unsur negatif, tapi sekarang dipakai untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas. Katanya pun hanya dipakai sebagian, menjadi klithih atau nglithih yang maknanya cenderung negatif,” kata Pranowo. 

Baca juga: Apa Itu Klitih, Aksi Kriminalitas Jalanan Remaja di Yogyakarta?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com