Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Amerika Serikat Terlibat di Perang Rusia dan Ukraina?

Kompas.com - 04/03/2022, 07:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) tampak kerap turun tangan dalam sejumlah perang atau konflik militer yang terjadi antarnegara.

Konflik tersebut, seperti di Vietnam (Vietnam Utara dan Vietnam Selatan), Korea (Korea Selatan dan Korea Utara), perang Teluk (Irak dan Kuwait), hingga Rusia dan Ukraina.

Mengapa AS turut terlibat dalam perang Rusia dan Ukraina?

Baca juga: Invasi Rusia, Didasari Ukraina yang Enggan Urungkan Niat Bergabung dengan NATO

Tanggapan pengamat

Menanggapi hal ini, Pengamat hubungan internasional Dinna Prapto Raharja menyebut, Amerika Serikat merupakan negara yang sejak memenangkan Perang Dingin dari Uni Soviet, merasa menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia.

Padahal, dunia terus berkembang, politik terus mengalir, dan Uni Soviet yang ketika itu kalah, hari ini menjadi Rusia, yang tidak bisa juga dianggap negara biasa.

"Naluri Rusia tetap sebagai negara besar. Sebagai salah satu pemilik senjata nuklir dan pemegang hak veto di PBB, Rusia tetap menjadi ancaman bagi AS," ujar Dinna, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Hal yang sama juga dapat dilihat pada China yang juga bisa saja mengancam posisi AS.

"China meskipun mengklaim tidak mengancam AS, tetap tidak bisa dihindarkan, ketika tumbuh akan dianggap sebagai ancaman bagi AS," ujar pendiri Synergy Policies ini. 

Untuk saat ini, China, AS, Rusia, Perancis, dan Inggris disebut sebagai negara yang keadidayaannya diakui pasca-perang Dunia II.

Baca juga: Apple, Google, dan Sederet Merek yang Hentikan Bisnisnya di Rusia

AS di antara perang Rusia Ukraina

Dalam konteks perang Rusia Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari lalu, keberadaan Amerika Serikat disebut sebagai bagian dari kecenderungan negara itu mempertahankan hegemoninya sebagai negara adidaya satu-satunya di dunia pasca-perang dingin.

Tak hanya itu, keterlibatannya juga sebagai bagian dari kecenderungan AS mengambil keuntungan atas ketidakstabilan Ukraina agar tidak sampai jatuh ke tangan Rusia.

Dinna menjelaskan, sejak lama Ukraina ada dalam kondisi yang kompleks dan tidak stabil.

"Di dalam negerinya, Ukraina meskipun dulunya termasuk negara pendiri Uni Soviet, pasca-perang dingin justru menjadi negara yang relatif miskin. Posisi geografisnya yang berbatasan dengan Rusia membuat dia terpinggirkan juga dari EU (Uni Eropa) apalagi NATO (North Atlantic Treaty Organization)," jelas dia.

Ada sejumlah alasan yang membuat dua organisasi besar itu tak begitu melirik Ukraina menjadi anggotanya.

"EU yang kerjasama ekonomi tidak mempertimbangkan Ukraina mampu mengejar kemampuan negara-neggara EU lain. Sementara untuk NATO yang urusannya pertahanan dan keamanan pertimbangannya lain lagi. NATO urusannya adalah rasa aman Rusia yang notabene persis di seberang pagar," jelas Dinna.

Baca juga: Sosok Ramzan Kadyrov, Pemimpin Chechnya yang Bantu Rusia Serang Ukraina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com