Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pasien Covid-19 Mengaku ke Pengobatan Alternatif, Mengapa Bisa Terjadi?

Kompas.com - 11/10/2020, 09:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial Twitter diramaikan dengan sebuah video seseorang yang mengaku terinfeksi virus corona berobat ke pengobatan alternatif.

Sebuah akun mengunggah video tersebut pada Sabtu (10/10/2020).

Video tersebut menampilkan seorang wanita yang mengaku terpapar virus corona dan berobat ke tempat pengobatan alternatif.

Wanita itu menuliskan keterangan dalam video bahwa banyak pasien Covid-19 yang juga berobat ke tempat itu.

Ia juga menuliskan bahwa orang yang mengobati dan ia datangi tak percaya virus corona dan mengobatinya tanpa mengenakan masker atau sarung tangan.

Dalam video terlihat banyak orang yang mendatangi lokasi pengobatan alternatif itu.

Unggahan itu pun mendapatkan beragam respons dan banyak dibagikan ulang.

Baca juga: Saat Eropa Tak Siap Menghadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona...

Menanggapi hal itu, epidemiolog Universitas Griffith University Dicky Budiman mengatakan, virus corona sama seperti penyakit infeksius lainnya, seperti TBC dan HIV yang bisa menginfeksi tubuh manusia.

"Artinya ada makhluk yang disebut dengan virus yang juga ciptaan Tuhan dan menginfeksi tubuh manusia. Dalam menginfeksi ini dia juga mematuhi hukum biologi yang juga diciptakan oleh Tuhan," kata Dicky saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).

Menurut Dicky, ada beberapa hukum biologi yang berlaku dalam sebuah virus, yaitu setidaknya menular melalui tiga mekanisme, menginfeksi orang yang tak memiliki antibodi, dan menginfeksi siapa pun tanpa memandang status sosial dan politik.

Dengan pemahaman dasar hukum biologi itu, manusia akan melakukan upaya pencegahan agar tidak terinfeksi virus corona.

Untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai upaya pencegahan dan penanganan itu, tenaga kesehatan terdekat memiliki kompetensi untuk menjelaskan itu.

Ada mekanisme yang belum berjalan baik

Dicky mengatakan, adanya pengobatan alternatif Covid-19 yang ramai dikunjungi pasien, mengindikasikan ada satu mekanisme yang belum berjalan dengan baik.

"Untuk pemerintah, kalau ada situasi seperti ini berarti ada sesuatu yang belum berjalan, bisa mekanisme informasinya, mungkin juga akses pada pelayanan kesehatan," jelas dia.

Baca juga: Studi Terbaru Mengonfirmasi Efektivitas Remdesivir sebagai Obat Corona

Menurut dia, kondisi ini harus segera direspons cepat oleh pemerintah daerah setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com