KOMPAS.com - Obat khusus untuk mengatasi virus corona belum ditemukan. Meski begitu, penelitian menunjukkan beberapa obat menunjukkan perkembangan yang baik.
Salah satunya adalah remdesivir. Pada 3 Oktober, dokter yang merawat Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Trump menerima remdesivir intravena selama lima hari.
Kemudian, sebuah penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini memastikan manfaat remdesivir untuk mengobati orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Dilansir The New York Times, remdesivir adalah obat pertama yang mendapat izin darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan pada pasien Covid-19. Pembuatnya adalah perusahaan Gilead Sciences.
Remdesivir dapat menghambat replikasi virus baru dengan memasukkannya ke dalam gen virus baru.
Awalnya, obat ini digunakan sebagai antivirus untuk penyakit ebola dan hepatitis C.
Baca juga: Ini Kandidat Obat Covid-19 yang “Menjanjikan”, Salah Satunya Remdesivir
Penelitian terbaru mengenai remdesivir dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada 8 Oktober.
Dalam penelitian itu, para peneliti memastikan manfaat remdesivir untuk mengobati orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Dikutip dari Time, Kamis (8/10/2020), dalam penelitian terbaru, peneliti memberikan data yang lebih rinci tentang bagaimana obat tersebut mempengaruhi metrik termasuk berapa lama orang perlu diberikan oksigen tambahan atau ventilator.
Penelitian dipimpin tim dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Itu adalah data akhir dari studi yang mereka mulai pertama kali pada bulan Mei.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan