Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Kompas.com - 10/10/2020, 19:07 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan farmasi ternama dari berbagai negara tengah melakukan pengembangan vaksin virus corona.

Vaksin diharapkan dapat memperbaiki kondisi, di mana pandemi telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan.

Melansir nationalgeographic.com (8/10/2020), lebih dari 150 vaksin virus corona tengah berada dalam pengembangan di seluruh dunia.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Harapan tinggi muncul untuk membawanya ke pasar dalam waktu singkat untuk meredakan krisis global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengoordinasikan upaya global untuk mengembangkan vaksin, dengan tujuan memberikan dua miliar dosis pada akhir 2021.

Biasanya, dibutuhkan waktu 10-15 tahun membawa vaksin ke pasar dan tercepat, vaksin glondongan, membutuhkan waktu empat tahun pada 1960-an.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Inovio dari Amerika Dihentikan Sementara, Apa Penyebabnya?

Vaksin melalui proses uji klinis tiga tahap sebelum disetujui, di mana ini dapat menjadi proses yang panjang.

Bahkan setelah vaksin disetujui, vaksin menghadapi potensi hampatan dalam peningkatan produksi dan distribusi, yang termasuk memutuskan populasi mana yang harus mendapatkannya terlebih dahulu dan biayanya.

Baca juga: Sinovac Optimistis Vaksin Virus Corona Siap Awal 2021

Prospek vaksin

Kandidat vaksin Covid-19 pada dasarnya bertujuan untuk menginstruksikan sistem kekebalan guna meningkatkan pertahanan terhadap virus corona.

Beberapa vaksin dikembangkan menggunakan virus corona dalam keadaan mati atau melemah, dan lainnya memakai bagian dari virus, baik protein atau fragmen.

Sementara beberapa di antaranya mentransfer protein virus ke virus lain yang kemungkinan tidak menyebabkan penyakit atau bahkan tidak mampu untuk itu.

Pada akhirnya, beberapa vaksin yang dikembangkan bergantung pada penyebaran materi genetik dari virus corona, sehingga sel-sel tubuh dapat membuat protein virus corona yang dibutuhkan untuk merangsang sistem kekebalan dalam waktu sementara.

Baca juga: Saat WHO Sebut Pandemi Virus Corona Bisa Berakhir dalam Dua Tahun...

Meskipun terlalu dini mengatakan kandidat mana yang pada akhirnya akan berhasil, berikut sekilas prospek yang telah mencapai fase tiga dan seterusnya.

1. Novavax

Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Gaithersburg, Maryland mengembangkan vaksin yang dinamai NVX-CoV2373, dengan menggunakan lonjakan protein virus corona, bagian yang membantu virus menyerang sel tapi tidak dapat mereplikasi atau menyebabkan Covid-19.

Kandidat vaksinnya menggabungkan protein tersebut menjadi nanopartikel, yang dapat disuntikkan bersamaan dengan bahan pembantu senyawa yang menstimulasi sel kekebalan untuk menimbulkan respons imun, di mana pemberian vaksin dilakukan dalam dua dosis dengan jarak 21 hari.

Pada 2 September, sebuah studi tentang uji coba fase satu perusahaan, dipublikasikan di New England Journal of Medicine, menemukan bahwa vaksin aman dan menghasilkan antibodi virus corona pada tingkat lebih tinggi dibandingkan yang terlihat di antara orang sembuh dari Covid-19, serta vaksin merangsang sel T, bagian lain dari respons kekebalan manusia.

Pada 24 September, Novavax mengumumkan peluncuran uji coba fase tiga di Inggris yang akan mengevaluasi vaksin pada 10.000 orang, dengan dan tanpa kondisi yang mendasari.

Hampir 400 peserta juga akan divaksinasi flu musiman, sebagai bagian dari sub-studi yang akan membantu menentukan apakah aman untuk memberikan kedua vaksin kepada pasien pada waktu yang sama.

Baca juga: Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir...

2. Johnson & Johnson

Perusahaan multinasional terbesar di dunia yang berbasis di New Jerset mengembangkan vaksin corona dengan nama JNJ-78436735.

Perusahaan yang berspesialisasi dalam produk perawatan kesehatan dan farmasi ini mengembangkan vaksin adenovector, yang memasukkan sepotong DNA dari SARS-CoV-2 ke dalam adenovirus penyebab flu biasa yang telah diubah secara genetik sehingga tak dapat bereplikasi dalam tubuh.

Vaksin dibuat berdasarkan teknologi yang digunakan Johnson & Johnson untuk mengembangkan vaksin Ebola dan kandidat vaksin untuk Zika dan HIV.

Pada Juli lalu, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature menunjukkan vaksin memunculkan antibodi penawar pada monyet dan memberikan perlindungan dalam kisaran hampir lengkap hanya dengan satu dosis.

Pada 23 September, perusahaan mengumumkan peluncuran uji coba ensemble fase ketiga yang akan mengevaluasi keamanan vaksin pada hampir 60.000 orang dewasa dari berbagai negara.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?

3. Moderna Therapeutics

Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, bekerja sama dengan National Institutes of Health mengembangkan vaksin corona dengan nama mRNA-1273.

Kandidat vaksin ini bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, dalam hal ini mRNA, ke dalam sel manusia.

Perusahaan membuat protein virus yang meniru virus corona, melatih sistem kekebalan untuk mengenali keberadaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

Tren
WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com