Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Virus Corona Menginfeksi Manusia sejak Oktober 2019

Kompas.com - 11/05/2020, 18:39 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang dilakukan dalam susunan genetik dari virus corona menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 kemungkinan dimulai sejak awal Oktober 2019. 

Menurut jurnal ilmiah Infection, Genetics and Evolution, patogen yang secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2 ini diperkirakan telah melakukan lompatan dari inang awal ke manusia antara 6 Oktober dan 11 Desember tahun lalu.

Temuan tersebut didasarkan pada analisis terhadap 7.000 lebih kumpulan urutan genom dari seluruh dunia sejak Januari.

Melansir SCMP, dengan melakukan penelitian evolusi mutasi, para peneliti dari University College London dan University of Reunion Island dapat memundurkan jam molekuler ke titik awal yang sama.

Baca juga: Imbas Virus Corona, UMKM Berpotensi Alami Masalah Hukum

Virus corona bermutasi 

Peneliti juga dapat mengidentifikasi mutasi utama pada virus corona, yang terus berkembang sejak melakukan lompatan ke manusia.

Sementara studi retrospektif telah menyarankan berbagai tanggal untuk pasien Covid-19 pertama. Data dari pemerintah China menempatkan infeksi pertama yang terkonfirmasi pada 17 November 2019.

Para ilmuwan sebelumnya menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 kemungkinan besar berasal dari kelelawar dan melakukan lompatan ke manusia melalui hewan peralihan pada suatu waktu di November 2019.

Baca juga: Ahli: Penyebaran Virus Corona di Perancis Dimulai Sejak November 2019

Hal itu berdasarkan informasi dari seluruh urutan genom pertama dari virus corona, yang diterbitkan oleh laboratorium di Shanghai pada Januari, dan analisis genom lainnya, 

Tapi, saat studi terbaru dilakukan akhir bulan lalu, para peneliti mempunyai akses ke lebih banyak informasi.

Peneliti memilih mengumpulkan 7.666 set data dan menganalisis munculnya keragaman genomik dari waktu ke waktu.

Sementara, terdapat variasi dalam tahap mutasi dan evolusi dari virus yang dipelajari.

Baca juga: Ekonomi Terpukul Virus Corona, Arab Saudi Naikkan Pajak

Peneliti apat menentukan asal virus yang paling mutakhir, yang akan memberikan perkiraan baru mengenai permulaan krisis kesehatan global yang terjadi saat ini.

Di sebagian besar negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Irlandia, keanekaragaman genetik sampel pada dasarnya mencerminkan keragaman global.

Akan tetapi, China merupakan pengecualian utama untuk pola ini, di mana hanya sebagian kecil dari keragaman global dapat ditemukan.

"Keragaman genom populasi SARS-CoV-2 global yang direkapitulasi di beberapa negara menunjuk pada penularan Covid-19 yang luas di seluruh dunia, kemungkinan sejak awal pandemi," kata penelitian tersebut.

Baca juga: Tren Dalgona Coffee Dorong Peningkatan Penjualan Kopi Instan Selama Pandemi Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com