Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Amerika Serikat Memilih Kota Nagasaki dan Hiroshima untuk Dibom

Kompas.com - 23/09/2023, 06:15 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki menghakhiri Perang Dunia II, meskipun mengorbankan banyak penduduk yang tak berdosa.

Dari banyak pertanyaan seputar peristiwa itu, ada pertanyaan mengapa Amerika Serikat memilih dua kota ini sebagai target pemboman. Padahal dua kota itu bukan kota besar dan ramai di Jepang yang kita kenal hari ini.

Baca juga: Apa yang Terjadi Setelah Ledakan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki?

Pertimbangan Strategis dan Militer

Serangan bom atom terhadap Nagasaki dan Hiroshima selama Perang Dunia II memiliki pertimbangan strategis yang kompleks. Kedua kota ini memiliki arti penting dalam infrastruktur dan industri Jepang pada masa itu.

Hiroshima saat itu berfungsi sebagai pusat produksi alat-alat perang dan juga menjadi tempat pertemuan militer.

Selain itu, Hiroshima juga memiliki pelabuhan yang vital untuk logistik perang Jepang.

Sementara Nagasaki, menjadi pangkalan kapal dan pusat industri pertahanan laut. Keberadaan pangkalan kapal dan industri ini memberikan kontribusi penting dalam persiapan perang laut dan perlengkapan militer Jepang.

Dengan mengebom kota ini, Amerika Serikat berharap dapat melemahkan kekuatan militer Jepang secara signifikan.

Dampak yang diharapkan adalah mengganggu produksi alat-alat perang, melumpuhkan basis logistik, dan menghambat persiapan perang laut Jepang.

Baca juga: Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki Disiapkan Selama 6 Tahun, Ini Prosesnya

Amerika Serikat ingin Jepang menyerah dengan cara yang lebih cepat dan mengurangi potensi korban jiwa yang mungkin terjadi akibat invasi darat ke Jepang.

Pemilihan Nagasaki dan Hiroshima sebagai sasaran serangan bom atom juga terkait dengan pertimbangan mengenai dampak radiasi yang akan dihasilkan.

Kedua kota ini dipilih untuk memperlihatkan dampak serangan bom atom pada lingkungan dan kesehatan manusia, serta mengirim pesan yang kuat kepada pemerintah Jepang tentang kekuatan destruktif senjata nuklir milik AS.

Efek Psikologis dan Politik

Selain pertimbangan strategis, efek psikologis dan politik juga memainkan peran penting dalam keputusan pemboman nuklir.

Setelah bom pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, Jepang belum segera menyerah. Oleh karena itu, Amerika Serikat mengambil langkah drastis dengan menjatuhkan bom kedua di Nagasaki hanya tiga hari setelahnya, pada 9 Agustus 1945.

Tujuannya adalah untuk menciptakan tekanan psikologis dan politik yang besar agar Jepang segera menyerah tanpa syarat.

Baca juga: 78 Tahun Lalu, Bom Atom Fat Man Dijatuhkan di Nagasaki, 80.000 Orang Tewas

Skenario Alternatif dan Kemungkinan Invasi Darat

Sebelum keputusan untuk menggunakan bom nuklir diambil, Amerika Serikat mempertimbangkan beberapa skenario alternatif. Salah satunya adalah kemungkinan invasi darat ke Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com