KOMPAS.com - Catur adalah permainan papan yang umumnya dimainkan oleh dua orang.
Catur terdiri dari sebuah papan kotak-kotak yang terdiri dari 64 kotak, disusun dalam petak 8x8, terbagi sama rata, masing-masing 32 kotak dalam kelompok warna hitam dan putih.
Permainan catur ini telah dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Permainan catur diyakini berasal dari India, yang disebut chaturanga, sekitar abad ke-7.
Cara bermainnya adalah dengan melihat semua pergerakan pemain.
Awalnya, setiap pemain memiliki 16 buah catur, terdiri dari satu raja, satu ratu, dua benteng, dua kuda, dua gajah, dan delapan bidak atau pion.
Seiring permainan berjalan, jumlah catur akan terus berkurang.
Tujuan dari permainan catur adalah untuk melakukan sekakmat.
Sekakmat adalah keadaan saat raja disekak dan tidak ada kemungkinan untuk melarikan diri.
Namun, dalam permainan resmi, pemain juga dapat kalah apabila ia mengundurkan diri sebelum sekakmat.
Di balik keseruan permainan ini, siapa penemu permainan catur?
Baca juga: Permainan Catur, Kisah Adu Strategi dengan Banyak Nama
Sampai saat ini, belum dapat dipastikan siapa penemu permainan catur.
Namun, menurut sejarah, permainan catur pertama kali berasal dari India bagian utara, kemudian meluas ke Persia, hingga ke seluruh Asia.
Di India atau Persia, catur menjadi bagian dari pendidikan yang ada dalam lingkungan keraton bangsawan.
Ketika itu, mereka menggunakan istilah “Shah” yang dalam bahasa Persia berarti raja dan “Shah Mat”, yang dalam bahasa sama berarti raja sudah mati dan tidak bisa bergerak.