KOMPAS.com - Croissant merupakan kue asal Perancis yang berbentuk bulan sabit. Resep pertama croissant, seperti yang dikenal saat ini, baru muncul pada tahun 1906.
Kue klasik ini terbuat dari adonan berbahan dasar ragi, yang digulung dan dilapisi untuk dicampur dengan mentega.
Croissant memiliki rasa yang lezat dan cocok dipadukan dengan berbagai tambahan. Namun, bagaimana dengan nutrisinya? Apakah croissant mengandung kalori yang tinggi?
Kandungan kalori dalam croissant dapat bervariasi, bergantung jenisnya. Berikut adalah jumlah kalori yang terdapat pada beberapa macam croissant:
Baca juga: Berapa Banyak Kandungan Kalori dalam Nasi Goreng?
Croissant relatif tinggi kalori, lemak, dan karbohidrat. Namun, croissant juga mengandung selenium. Ditambah lagi, beberapa jenis tepung yang digunakan untuk membuat croissant diperkaya dengan vitamin B seperti tiamin, folat, riboflavin, dan niasin.
Satu croissant mentega ukuran sedang diperkirakan mengandung nutrisi sebagai berikut:
Baca juga: Kenapa Gula Stevia Bernilai 0 Kalori?
Selenium adalah nutrisi penting yang melindungi tubuh dari stres oksidatif dan memengaruhi fungsi kelenjar tiroid.
Sementara itu, vitamin B seperti tiamin, folat, riboflavin, dan niasin terlibat dalam produksi energi, kesehatan otak, perbaikan DNA, dan banyak lagi.
Namun, perlu diingat bahwa profil nutrisi croissant berbeda-beda,bgergantung pada rasa, merek, dan isian tertentu. Menambahkan topping lain seperti selai, krim keju, atau mentega juga akan mengubah nilai gizinya secara keseluruhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.