Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Lampu Sorot Laser Pemecah Awan untuk Penanggulangan Kebakaran?

Kompas.com - 24/10/2023, 15:30 WIB
Usi Sulastri,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Baru-baru ini, Pemerintah Kota Denpasar mengeluarkan surat edaran yang mengatur penghentian sementara penggunaan lampu laser pemecah awan hingga 25 Oktober 2023, sebagaimana yang dikutip dari akun Instagram resmi @punapibali.

Surat edaran tentang penghentian penggunaan lampu laser ini diterbitkan dalam upaya mendukung percepatan penanggulangan kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.

Keputusan ini diharapkan, turunnya hujan akan membantu memadamkan api dengan lebih cepat.

Baca juga: Apakah Efek Tidur dengan Lampu Menyala?

Lampu sorot laser pemecah awan

LASER atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, adalah alat yang memancarkan cahaya dalam bentuk pancaran yang koheren.

Lampu sorot laser ini memiliki berbagai manfaat, seperti untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, pengukuran jarak Bumi ke Bulan, dan sistem penyimpanan memori optik dalam komputer.

Namun, penggunaan lampu sorot dalam kegiatan di area terbuka sering disalahpahami sebagai LASER.

Dilansir dari BMKG, Senin (23/10/2023), lampu sorot ini digunakan untuk memberi tahu orang tentang kegiatan atau event yang sedang berlangsung, bukan untuk memecahkan awan hujan.

Menurut penelitian I Made Kris Adi, S.Si dari Stasiun Geofisika Sanglah, jika mengasumsikan bahwa lampu sorot memiliki suhu panas sekitar 100 derajat Celsius, maka panas yang dipancarkan akan mencapai suhu mendekati 0 derajat Celsius pada jarak 2,8 Meter.

Jika lampu sorot memiliki suhu panas sekitar 200 derajat Celsius, panas yang dipancarkan akan mencapai suhu 0 derajat Celsius pada jarak 4,5 Meter.

Baca juga: Mengapa Lampu Hias Pohon Natal Selalu Kusut Setelah Dirapikan?

Ketika lampu sorot memiliki suhu panas sekitar 300 derajat Celsius, panas yang dipancarkan akan mencapai suhu mendekati 0 derajat Celsius pada jarak 6,6 Meter.

Ini tidak mungkin dilakukan karena derajat panas yang dibutuhkan untuk memecahkan awan pada ketinggian awan yang mencapai 400-600 Meter sangat tinggi, dan radiasi panas dari lampu sorot tidak mencapai ketinggian tersebut.

Penggunaan LASER atau lampu sorot tidak memiliki pengaruh terhadap panjangnya musim kemarau.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com