Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemantau Independen: Pilpres Rusia Paling Curang dan Korup dalam Sejarah

Kompas.com - 19/03/2024, 13:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah kelompok pemantau independen Rusia mengatakan pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Vladimir Putin dengan suara hampir 90 persen adalah pemilu yang paling curang dan korup dalam sejarah negara itu.

Golos (Voice) mengatakan bahwa pemilihan tiga hari yang berakhir pada Minggu (17/3/2024) tidak dapat dianggap sebagai pemilihan yang jujur.

Ini karena kampanye berlangsung dalam situasi di mana pasal-pasal fundamental Konstitusi Rusia, yang menjamin hak-hak politik dan kebebasan, pada dasarnya tidak berlaku.

Baca juga: 14 Mayat Ditemukan di Pinggiran Kota Haiti, Imbas Kekerasan Geng

"Belum pernah kami melihat kampanye presiden yang sangat jauh dari standar konstitusional," kata kelompok itu, dilansir dari Reuters.

Kremlin sebelumnya memuji hasil pemilu yang mencapai rekor dengan jumlah pemilih 77,4 persen, yang menunjukkan bahwa rakyat Rusia telah terkonsolidasi di sekitar Putin. 

Mereka mengatakan bahwa upaya Barat untuk menggambarkan pemilihan itu tidak sah adalah tidak masuk akal.

Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara lain mengatakan bahwa pemungutan suara itu tidak bebas dan tidak adil karena adanya pemenjaraan terhadap lawan-lawan politik dan penyensoran.

Didirikan pada 2000, Golos adalah satu-satunya pengawas pemilu Rusia yang independen dari pemerintah. 

Dicap sebagai agen asing pada 2013, lembaga ini dilarang mengirim pengamat ke tempat pemungutan suara (TPS). 

Salah satu pemimpinnya, Grigory Melkonyants, sedang berada di penjara menunggu persidangan atas apa yang dikatakan Golos sebagai tuduhan politik.

Baca juga: Kate Middleton Tersenyum Usai Berbelanja, Netizen Pertanyakan Kebenaran Foto yang Diunggah Media

Komisi pemilihan umum Rusia mengatakan bahwa pemungutan suara berlangsung di bawah pengawasan yang tepat. 

Mereka mengatakan bahwa ada sepertiga dari satu juta pengamat Rusia, yang dicalonkan oleh para kandidat, partai, dan organisasi sosial, serta ratusan pengamat dari luar negeri.

Baca juga: Kelaparan Parah di Gaza Bisa Mengakibatkan Kematian Massal

Namun, Golos mengatakan bahwa para kandidat dan partai-partai menahan diri untuk tidak mengirimkan pengamat di beberapa wilayah. Di beberapa daerah lainnya, para pengamat ditarik setelah pemungutan suara dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com