Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Barat Kompak Mengecam Terpilihnya Kembali Putin

Kompas.com - 19/03/2024, 12:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Pemerintah negara-negara Barat kompak mengecam kemenangan telak Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pemilu yang dianggap tidak adil dan tidak demokratis.

Namun China, India dan Korea Utara mengucapkan selamat kepada pemimpin kawakan tersebut karena telah memperpanjang masa kekuasaannya selama enam tahun.

Reaksi-reaksi yang kontras ini menggarisbawahi garis patahan geopolitik yang semakin menganga lebar sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina dua tahun lalu, yang memicu krisis terdalam dalam hubungan dengan Barat sejak berakhirnya Perang Dingin.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-754 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Luncurkan Rudal | 2 Tewas di Belgorod

Dilansir dari Reuters, para menteri luar negeri negara Barat tiba di Brussels pada Senin (18/3/2024).

Mereka secara bulat menolak hasil pemilu tersebut sebagai sebuah kepalsuan sebelum menyepakati sanksi-sanksi terhadap individu-individu yang terkait dengan penganiayaan dan kematian pengkritik Kremlin, Alexei Navalny.

"Pemilu Rusia adalah pemilu tanpa pilihan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada awal pertemuan.

"Kondisi-kondisi untuk sebuah pemilihan umum yang bebas, pluralistik dan demokratis tidak terpenuhi," kata kementerian Perancis.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan bahwa hasil pemilu tersebut menyoroti betapa dalamnya penindasan di Rusia.

"Putin menyingkirkan lawan-lawan politiknya, mengontrol media, dan kemudian menobatkan dirinya sebagai pemenang. Ini bukanlah demokrasi," kata Cameron.

Perancis, Inggris, dan negara-negara lain mengutuk fakta bahwa Rusia juga menyelenggarakan pemilu di wilayah-wilayah yang diduduki di Ukraina, yang diklaimnya sebagai wilayah yang dicaploknya selama perang.

Baca juga: Italia Tak Satu Suara soal Hasil Pilpres Rusia 2024

Kremlin menepis kecaman tersebut, dengan mengatakan bahwa 87 persen suara yang dimenangkan oleh Putin dalam pemilu yang berlangsung selama tiga hari itu menunjukkan bahwa rakyat Rusia berkonsolidasi di sekelilingnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pemilihan umum Rusia tidak memiliki legitimasi.

"Jelas bagi semua orang di dunia bahwa sosok ini (Putin) sangat haus kekuasaan dan melakukan segalanya untuk berkuasa selamanya," kata Zelensky.

Baca juga: Misteri Monolit di Wales Picu Spekulasi Adanya Alien

Presiden AS Joe Biden belum berkomentar, namun juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa pemilu Rusia jelas tidak bebas dan tidak adil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com