Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBI Rilis File Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II oleh Simpatisan Irlandia

Kompas.com - 27/05/2023, 20:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - FBI merilis file yang mengungkap rencana pembunuhan Ratu Elizabeth II saat berkunjung ke California, Amerika Serikat, pada 1983.

Ancaman pembunuhan itu muncul setelah telepon dari seorang pria yang mengeklaim putrinya dibunuh di Irlandia Utara oleh peluru karet.

Menurut dokumen FBI, dokumen tersebut juga merujuk pada bar yang sering dikunjungi oleh simpatisan Tentara Republik Irlandia (IRA).

Baca juga: SIM Ratu Elizabeth II Laku Rp 120 Juta, Siapa Penjualnya?

Ratu dan suaminya, Pangeran Philip, mengunjungi pantai barat AS pada Februari dan Maret 1983. Perjalanan tersebut berlangsung tanpa insiden.

Empat tahun sebelumnya pada 1979, paramiliter IRA yang menentang pemerintahan Inggris di Irlandia Utara membunuh Louis Mountbatten, gubernur kolonial terakhir India dan paman Pangeran Philip, dalam serangan bom.

File tersebut menyatakan bahwa pria itu akan menyerang Ratu Elizabeth II dengan menjatuhkan beberapa benda dari Jembatan Golden Gate ke kapal pesiar kerajaan Britannia saat berlayar di bawahnya.

Atau, "(Dia) akan membunuh Ratu Elizabeth ketika mengunjungi Taman Nasional Yosemite", tambah FBI, dikutip dari kantor berita AFP.

File berbeda di antara dokumen-dokumen itu--dengan tahun 1989--menunjukkan bahwa meskipun FBI tidak mengetahui adanya ancaman khusus terhadap ratu, "Kemungkinan ancaman terhadap monarki Inggris selalu ada dari Tentara Republik Irlandia".

Ratu Elizabeth II, yang meninggal pada September 2022 dalam usia 96 tahun, beberapa kali dilaporkan menjadi sasaran rencana pembunuhan.

Baca juga: Peristiwa Besar Guncang Inggris 2022: 2 PM Mundur, Ratu Elizabeth II Meninggal, Krisis Ekonomi

Pada 1970, tersangka simpatisan IRA gagal membuat anjlok kereta ratu di barat Sydney, sedangkan tahun 1981 IRA mencoba mengebomnya saat berkunjung ke Shetland di lepas pantai timur laut Skotlandia.

Pada tahun yang sama, seorang remaja yang mengalami gangguan jiwa melepaskan satu tembakan ke arah mobil ratu saat berkunjung ke Selandia Baru.

Remaja bernama Christopher Lewis itu melepaskan satu tembakan saat ratu berkeliling kota Dunedin.

Upaya gagal tersebut ditutup-tutupi oleh polisi saat itu, dan baru terungkap pada 2018 ketika agen mata-mata Security Intelligence Service (SIS) Selandia Baru merilis dokumen setelah permintaan media.

Masih pada 1981, remaja lain menembakkan enam peluru kosong pada Ratu Elizabeth II saat parade ulang tahun Trooping the Color di pusat kota London.

Sang ratu dengan cepat menenangkan kudanya yang terkejut dan melanjutkan perjalanan, sedangkan remaja itu berkata kepada tentara yang melucuti senjatanya bahwa dia ingin menjadi terkenal.

Tahun berikutnya, dalam salah satu pelanggaran keamanan paling terkenal di masa pemerintahan Ratu Elizabeth II, Michael Fagan dapat masuk ke kamar ratu dan sepuluh menit berbicara dengannya sebelum sang ratu dapat membunyikan alarm.

Dekorator yang sedang menganggur itu sempat minum sedikit dan memanjat dinding Istana Buckingham. Dia memanjat pipa pembuangan untuk memasuki kediaman ratu di London.

Fagan berjalan ke kamar tidur Ratu Elizabeth II dan dilaporkan duduk di ujung tempat tidur untuk mengobrol dengan sang ratu yang gelisah. Seorang staf istana kemudian membujuk Fagan pergi dengan janji segelas wiski.

Baca juga: Sebanyak Ini Surat Belasungkawa Kematian Ratu Elizabeth II yang Diterima Istana Buckingham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com