Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Mikronesia Perbarui Pakta, Lawan Dominasi Pasifik China

Kompas.com - 16/05/2023, 11:57 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS dan Mikronesia telah sepakat untuk memperbarui pakta strategis mereka yang dikenal sebagai Cofa, kata utusan presiden Joe Biden Joseph Yun.

Dilansir dari Guardian, Yun menambahkan bahwa dia mengharapkan kemajuan serupa dengan Palau.

Selama ini, AS disebut menopang dukungan di antara negara-negara pulau Pasifik untuk melawan persaingan dari China.

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] AS Mungkin Gagal Bayar Utang | Pilpres Turkiye

Yun mengatakan Compact of Free Association dengan Mikronesia akan ditandatangani pada 22 Mei dalam sebuah upacara di Papua Nugini, yang dihadiri oleh presiden AS, Joe Biden, dan presiden baru Mikronesia, Wesley Simina.

Yun mengatakan dia berharap berada di Kepulauan Marshall dari Kamis (18/5/2023) hingga Minggu (21/5/2023), meski dia juga meragukan perjanjian Cofa dapat diselesaikan saat ini.

Washington pertama kali mencapai kesepakatan Cofa dengan tiga negara pulau pada 1980-an, di mana AS mempertahankan tanggung jawab atas pertahanan mereka.

AS juca memberikan bantuan ekonomi, dan mendapatkan akses eksklusif ke wilayah strategis Pasifik yang luas sebagai imbalannya.

Memperbarui perjanjian Cofa telah menjadi bagian penting dari upaya AS untuk melawan upaya China untuk memperluas pengaruhnya di Pasifik.

Ketentuan Cofa lama berakhir pada 2023 untuk Kepulauan Marshall dan Mikronesia dan pada 2024 untuk Palau.

Dalam pertempuran baru untuk Pasifik, AS dan China memaksa negara-negara kawasan untuk memihak.

Baca juga: G7 Peringatkan Ketidakpastian Global di Tengah Ancaman Krisis Utang AS

Yun mengatakan dia menandatangani perjanjian dengan mitra negosiasi Mikronesianya, Leo Falcam, dan secara resmi akan menandatanganinya minggu depan di Port Moresby di sela-sela pertemuan puncak kedua antara AS dan para pemimpin kepulauan Pasifik.

"Ini benar-benar kesepakatan," katanya.

"Saya akan pergi ke Palau di mana saya berharap untuk membuat kemajuan serupa," tambahnya.

Baca juga: Otoritas AS Izinkan Gay Mendonorkan Darah dengan Syarat

Biden minggu depan akan menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Papua Nugini setelah KTT G7 di Jepang, menggarisbawahi investasinya di kawasan Pasifik.

Yun tidak memberikan alasan untuk penundaan dengan Kepulauan Marshall, tetapi pemilihan parlemen diharapkan terjadi di sana pada bulan November.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com