Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah RI Isyaratkan Timnas Israel Boleh Ikut Piala Dunia U-20

Kompas.com - 21/03/2023, 07:52 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia/Fathiyah Wardah

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski mendapat penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta beragam ormas Islam dan organisasi non-pemerintah dalam negeri, Pemerintah Indonesia  akan tetap mengizinkan tim nasional Israel datang dan berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20.

Keputusan Pemerintah itu tersirat dari pernyataan pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy yang disampaikan dalam rapat kerja Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat yang berlangsung di kompleks parlemen di Jakarta, Senin (20/3).

Muhadjir menjelaskan, pemerintah sedang mengkaji dan mempelajari partisiasi tim nasional Israel, namun secara tersirat menyatakan pemerintah tetap akan membolehkan kehadiran tim tersebut.

Baca juga: Bahas Keamanan Jelang Ramadhan, Perwakilan Israel dan Palestina Dijadwalkan Bertemu

"Hanya memang kita juga sudah berkomitmen untuk menjadi penyelenggara, ketempatan event itu. Saya kira kita juga sepakat event ini sangat strategis untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia," kata Muhadjir.

Muhammad Nasir Djamil dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan, partainya menolak rencana kehadiran tim nasional Israel karena menginginkan pemerintah berkomitmen pada konstitusi Indonesia.

"Ini bukan soal keagamaan, ini soal penjajahan dan kemanusiaan. Sampai hari ini pemerintah Indonesia belum mengakui eksistensi negara Israel. Dalam pembukaan konstitusi kita jelas bahwa kita tidak bisa pernah menerima penjajahan karena penjajahan itu harus dihapuskan di muka Bumi ini," ujar Nasir.

Menurut Nasir, PKS sangat mengharapkan Muhadjir bisa mengirim surat resmi ke Presiden Joko Widodo mengenai alasan penolakan partainya itu.

Menurutnya, olahraga dan politik sulit dipisahkan.

Baca juga: Israel dan Politik Luar Negeri Indonesia

Dia mencontohkan pada 1960-an, Presiden Soekarno membuat olimpiade tandingan barengan 36 negara lainnya yang disebut dengan Ganefo (The Games of the New Emerging Forces) karena menganggap IOC (Komite Olimpiade Internasional) adalah alat imperialisme.

Nasir mengatakan, jika mengizinkan tim nasional Israel datang, pemerintah berarti menerima keberadaan Israel.

"Lalu apakah kita membiarkan satu negara yang menjajah bangsa lain bermain di depan mata kita. Di mana hati nurani kita?," ujar Nasir.

Apalagi, kata Nasir, MUI dan ormas-ormas Islam se-Indonesia sudah menyatakan menolak kedatangan tim nasional Israel.

Sebelumnya, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun menyatakan bahwa Indonesia memang harus menerima partisipasi Israel karena sudah ditunjuk sebagai tuan rumah. Dia menegaskan olahraga harus dipisahkan dari politik.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, semua organisasi kemasyarakatan Islam menolak keikutsertaan tim nasional Israel di Piala Dunia tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com