Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Presiden Iran Meninggal | Singapore Airlines Turbulensi

Kompas.com - 27/05/2024, 06:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.comKabar Dunia Sepekan kali ini mencakup berita meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter, dan pesawat Singapore Airlines turbulensi parah sehingga menewaskan satu orang dan puluhan korban luka-luka.

Turbulensi juga dialami pesawat Qatar Airways akhir pekan lalu, sementara itu tiga negara Eropa akan mengakui negara Palestina.

Berikut adalah rangkuman Kabar Dunia Sepekan sepanjang Senin (20/5/2024) hingga Minggu (26/5/2024).

Baca juga: Benarkah Perubahan Iklim Membuat Turbulensi Pesawat Semakin Parah?

1. Presiden Iran Ebrahim Raisi Terkonfirmasi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Pejabat dan media Pemerintah Iran pada Senin (20/5/2024) menyatakan, Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan.

Helikopter yang membawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian itu jatuh pada Minggu (19/5/2024).

Puing-puing helikopter telah ditemukan pada Senin pagi, setelah dilakukan pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.

Baca selengkapnya di sini.

2. Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines penerbangan London-Singapura mengalami turbulensi parah pada Selasa (21/5/2024).

BBC melaporkan, insiden tersebut sampai menyebabkan satu penumpang tewas dan lebih dari 30 penumpang lainnya mengalami luka-luka.

Akibat mengalami turbulensi parah, pesawat Boeing 777-300ER tujuan Singapura tersebut kemudian dialihkan ke Bangkok, Thailand, dan mendarat pada pukul 15.45 waktu setempat.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

3. Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia Anatoly Maslov dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara pada Selasa (21/5/2024).

Ini jadi perkembangan kasus terbaru terhadap para ahli yang bekerja di bidang sains yang mendasari pengembangan rudal hipersonik Rusia.

Maslov (77), yang berambut putih, berdiri di dalam kotak kaca di ruang sidang St Petersburg dan mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menunjukkan emosi, saat hakim membacakan putusan setelah sidang yang tertutup untuk pers. Dia sebelumnya mengaku tidak bersalah.

Baca selengkapnya di sini.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com