Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Peru Pasca-pemakzulan Presiden Castillo

Kompas.com - 09/12/2022, 21:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

LIMA, KOMPAS.com - Seribu pengunjuk rasa berbaris melalui Lima menuntut pembebasan presiden yang dimakzulkan, Pedro Castillo, sebelum polisi membubarkan demonstrasi dengan gas air mata, melakukan beberapa penangkapan.

"Pedro Castillo, Peru bersamamu!" dan "Jika tidak ada pembebasan, akan ada revolusi!" teriak para pendukung sayap kiri.

Dilansir dari AFP, para pengunjuk rasa di kota Ayacucho dan Puno di Andes selatan, tempat Castillo mendapat banyak dukungan, menuntut pemilihan dini.

Baca juga: Presiden Peru yang Dimakzulkan, Pedro Castillo, Hadapi Tuntutan Pidana

Wapres Castillo, Dina Boluarte mengambil sumpah jabatan tak lama setelah pemungutan suara pemakzulan, bersumpah untuk menjalani sisa masa jabatan Castillo, hingga Juli 2026.

Pengacara berusia 60 tahun itu sekarang harus membentuk kabinet menteri pertamanya, yang akan menjadi indikasi awal apakah dia akan bertahan di kantor.

Namun, tanpa partai politiknya sendiri di Kongres, Boluarte menghadapi perjuangan berat untuk tetap berkuasa.

"Dia tidak punya partai di Kongres, dia sendirian," kata mantan presiden Peru Ollanta Humala kepada televisi lokal Rabu (7/12/2022) malam.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Presiden Peru Dimakzulkan | Komentar Putin soal Perang Nuklir

“Dia tidak memiliki alat untuk memerintah, dia harus menyerukan pemilihan lebih awal,” tambah Humala, yang menjabat dari 2011 hingga 2016.

"Gencatan senjata hari ini akan berlangsung sebulan atau mungkin lebih, tapi kemudian masalah besar negara akan mengemuka," tambahnya.

Tapi kelas berat politik sayap kanan Keiko Fujimori, putri mantan presiden Fujimori, mengatakan partainya akan mendukung presiden baru.

"Mari berharap presiden menunjuk kabinet berbasis luas, kabinet yang sangat baik dan kita semua harus melakukan segala kemungkinan untuk membuatnya bekerja dengan baik," cuitnya.

Baca juga: Pedro Castillo, Presiden Miskin Pertama Peru yang Terjungkal karena Korupsi

Amerika Serikat memuji Peru karena memastikan stabilitas demokrasi dan Uni Eropa menyatakan dukungannya untuk solusi politik, demokratis, dan damai yang diadopsi oleh institusi Peru.

Castillo ditempatkan dalam penahanan sementara pada hari Kamis (10/12/2022), sehari setelah dia digulingkan oleh anggota parlemen dan ditangkap, dituduh melakukan kudeta.

Jaksa melakukan penggerebekan di kantor kepresidenan dan beberapa kantor kementerian untuk mencari bukti terhadap Castillo, yang sedang diselidiki karena pemberontakan dan konspirasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com