BERLIN, KOMPAS.com - Seorang pangeran Jerman, yang dikenal karena keinginannya untuk menghidupkan kembali monarki negara dan ditolak oleh keluarganya sendiri sebagai orang tua gila, telah muncul sebagai tokoh sentral dalam rencana kudeta yang dituduhkan.
Dilansir dari AFP, Pangeran Heinrich XIII Reuss, keturunan keluarga bangsawan dengan sejarah lebih dari delapan abad, seharusnya diangkat sebagai pemimpin baru Jerman jika rencana aneh itu berhasil, kata para pejabat.
Tapi dia ditangkap, bersama dengan tersangka komplotan lainnya termasuk mantan anggota parlemen sayap kanan dan mantan tentara, dalam operasi nasional besar-besaran oleh ribuan pasukan keamanan Jerman pada hari Rabu (7/12/2022).
Baca juga: Plot Kudeta Jerman: Siapa Dalangnya dan Seberapa Berbahaya?
Kelompok tersebut diduga anggota "Citizens of the Reich" ("Reichsbuerger"), sebuah gerakan ideologis yang mengelompokkan ekstremis sayap kanan dan penggemar konspirasi.
Tersangka penghasut dikatakan telah merencanakan untuk menyerbu parlemen dan telah membuat sketsa rincian pemerintahan baru mereka.
Heinrich XIII, seorang pengusaha real estate, ditangkap di kediamannya di Frankfurt dan dibawa keluar oleh polisi yang memakai topeng.
Pada saat yang sama, kastilnya di Bad Lobenstein di wilayah timur Thuringia, tempat keluarga aristokratnya pernah memerintah sebidang tanah, juga digeledah.
Baca juga: Jerman: Ancaman Nuklir Rusia Berkurang berkat Tekanan Internasional
Di kediaman megah inilah sang pangeran diduga berkomplot dengan orang lain untuk menggulingkan pemerintah.
Pria berusia 71 tahun itu melakukan sedikit usaha untuk menyembunyikan pandangan ekstremnya, yang selaras dengan keyakinan gerakan "Reichsbuerger" tentang kelanjutan keberadaan Reich Jerman sebelum Perang Dunia I, atau kekaisaran, di bawah monarki.
Dalam pidatonya yang bertele-tele di sebuah konferensi di Zurich pada 2019, dia menyesali pengunduran diri kaisar Jerman pada 1918, dan bersikeras bahwa republik Jerman modern itu tidak sah.
Baca juga: Jerman Diguncang Ancaman Kudeta Sayap Kanan, 25 Orang Ditangkap
Dia mengacu pada apa yang disebut Republik Federal Jerman dan mengatakan bahwa negara itu dikendalikan berdasarkan struktur administrasi yang dipasang oleh Sekutu setelah Perang Dunia II" yang juga telah menulis konstitusi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.