Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Tetap Ogah Terima Vaksin dari Barat

Kompas.com - 04/12/2022, 15:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden China Xi Jinping disebut tetap menolak vaksin Covid-19 dari Barat meski negara tersebut masih menghadapi ancaman pandemi dan diguncang demo di sejumlah tempat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines dalam Forum Pertahanan Nasional Reagan di California, pada Sabtu (3/12/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Meskipun kasus Covid-19 harian di China mendekati titik tertinggi sepanjang masa, beberapa kota mengambil langkah untuk melonggarkan aturan pengetesan dan karantina.

Baca juga: China Tabrak Kebijakan Nol Covid, Cabut Pembatasan Saat Infeksi Mencatat Rekor

Pasalnya, kebijakan nol-Covid yang terus diterapkan Xi memicu perlambatan ekonomi yang tajam dan keresahan publik.

Haines menuturkan, terlepas dari dampak sosial dan ekonomi dari virus corona, Xi tidak mau mengambil vaksin yang lebih baik dari Barat.

“Dan malah mengandalkan vaksin di China yang tidak hampir sama efektifnya melawan Omicron,” ujar Haines.

Dia menuturkan, demo di China dan respons yang diambil Xi bertentangan dengan narasi yang dia kerap kemukakan yaitu bahwa China jauh lebih efektif dalam pemerintahan.

Baca juga: Buntut Meluasnya Protes, China Longgarkan Aturan Terkait Covid-19

“Ini, sekali lagi, bukan sesuatu yang kami lihat sebagai ancaman terhadap stabilitas saat ini, atau perubahan rezim atau semacamnya,” ujar Haines.

“Bagaimana perkembangannya akan penting bagi posisi Xi,” lanjut Haines.

Sejauh ini, China belum menyetujui vaksin Covid-19 asing satu pun. Beijing memilih vaksin diproduksi di dalam negeri.

Menurut beberapa penelitian, vaksin tersebut tidak seefektif dibandingkan beberapa vaksin asing, sebagaimana diwartakan Reuters.

Baca juga: Apakah Demo Nol Covid di China Akan Bertahan?

Itu berarti melonggarkan langkah-langkah pencegahan Covid-19 bisa menimbulkan risiko besar, menurut para ahli.

Awal pekan ini, Gedung Putih mengatakan bahwa China tidak meminta vaksin dari AS.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa saat ini tidak ada harapan bahwa China akan menyetujui vaksin barat.

“Tampaknya cukup tidak masuk akal bahwa China akan memberi lampu hijau pada vaksin Barat pada saat ini,” kata pejabat itu.

“Ini masalah kebanggaan nasional, dan mereka harus menelan cukup banyak jika mereka mengambil jalan ini,” sambungnya.

Baca juga: Alasan Mengapa Warga China Menggunakan Kertas Putih Saat Berunjuk Rasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com