BEIJING, KOMPAS.com - Di antara warga China yang berunjuk rasa turun ke jalan ada yang membawa kertas polos berwarna putih atau bertuliskan persamaan matematika, seperti yang menyebar di jejaring sosial.
Persamaan matematika Friedmann digunakan sebagai bentuk ekspresi warga atas ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan ketat terkait Covid-19 yang diterapkan Pemerintah China.
"Mahasiswa dari sekolah elite Tsinghua University melakukan unjuk rasa menggunakan persamaan matematika Friedman," seperti yang diunggah aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Nathan Law, di akun Twitter-nya.
Baca juga: Pesawat China dan Rusia Masuk Zona Pertahanan, Korea Selatan Terbangkan Jet Tempur
"Pengucapannya mirip dengan manusia bebas, sebuah cara yang spektakuler dan kreatif untuk berekspresi dengan kecerdasan," jelasnya.
Penggunaan persamaan matematika tersebut berisi permintaan agar China membuka diri.
Menggunakan persamaan matematika juga menjadi salah satu cara pengunjuk rasa di China untuk menghindari sensor yang dilakukan pemeritah China.
Ada pula pengunjuk rasa lain yang memegang kertas putih kosong saat berunjuk rasa, yang jadi aksi demo terbesar sejak tahun 1989.
Baca juga: Momen Hening Pejabat Senior China, Terdiam Setelah Ditanya Tentang Protes Covid
Awalnya banyak warga China tidak mengetahui jika Xinjiang, yang terletak di barat China, sedang mengalami lockdown.
Sampai akhirnya ada laporan berita 10 orang meninggal dalam kebakaran di sebuah apartemen pekan lalu.
Mereka yang meninggal adalah penghuni apartemen yang tidak bisa keluar karena pintunya disegel oleh pihak berwajib, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.