Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alex Jones, Penyebar Teori Konspirasi, Dihukum Ganti Rugi Rp 15 Triliun ke Keluarga Korban Penembakan Massal SD Sandy Hook

Kompas.com - 13/10/2022, 09:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengadilan Amerika Serikat (AS) memerintahkan penyebar teori konspirasi Alex Jones untuk membayar ganti rugi 965 juta dollar AS (Rp 15 triliun) kepada keluarga korban penembakan massal Sandy Hook 2012, atas kebohongannya bahwa tragedi itu adalah tipuan.

Putusan pada Rabu (12/10/2022) datang setelah tiga minggu kesaksian di pengadilan negara bagian di Waterbury, Connecticut, tidak jauh dari tempat seorang pria bersenjata membunuh 20 anak dan enam anggota staf di Sekolah Dasar Sandy Hook pada Desember 2012.

Hukuman itu jauh melampaui 49 juta dollar AS (Rp 751 miliar) yang dijatuhkan kepada Jones oleh juri Texas dalam kasus serupa pada Agustus.

Baca juga: Kisah Satu-satunya Anak yang Selamat dari Penembakan Massal Thailand, Tidak Tahu Apa yang Terjadi

Jones selama bertahun-tahun tanpa henti mempromosikan kebohongan bahwa pembantaian tidak pernah terjadi.

Dia juga mengatakan bahwa keluarga yang berduka terlihat dalam liputan berita adalah aktor yang disewa sebagai bagian dari plot untuk mengambil senjata orang Amerika.

Persidangan di Connecticut ditandai oleh kesaksian sedih selama berminggu-minggu dari keluarga, yang memenuhi ruang sidang setiap hari dan bergiliran menceritakan bagaimana kebohongan Jones tentang Sandy Hook menambah kesedihan mereka.

Seorang agen FBI yang menangani penembakan massal AS ini juga merupakan penggugat dalam kasus tersebut.

Selama argumen penutup minggu lalu, pengacara untuk keluarga delapan korban Sandy Hook mengatakan Jones selama bertahun-tahun menguangkan kebohongan tentang penembakan itu, yang mengarahkan pendengarnya ke situs “Infowars” dan meningkatkan penjualan berbagai produknya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ribuan Tentara Rusia Menyerah Lewat Hotline Ukraina | Fakta Tragedi Penembakan Massal Thailand

Keluarga, sementara itu, menderita kampanye pelecehan dan ancaman pembunuhan selama satu dekade dari pengikut Jones, kata pengacara Chris Mattei.

"Setiap satu dari keluarga ini (tenggelam) dalam kesedihan, dan Alex Jones meletakkan kakinya tepat di atas mereka," kata Mattei kepada juri sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Pengacara Jones, Norman Pattis, selama argumen bantahan penutupnya mengatakan penggugat menunjukkan sedikit bukti kerugian yang dapat terukur dan mendesak juri mengabaikan arus politik dalam kasus ini.

“Ini bukan kasus tentang politik,” kata Pattis. "Ini tentang berapa banyak untuk mengkompensasi penggugat."

Atas permintaan juri, pengadilan dimulai pada Rabu (12/10/2022) dengan pemutaran ulang rekaman audio kesaksian persidangan selama kurang lebih satu jam dari William Sherlach, yang istrinya, psikolog sekolah Mary Sherlach, termasuk di antara korban terbunuh dalam pembantaian itu.

Sherlach bersaksi bahwa dia mengkhawatirkan keselamatannya dan keluarganya karena kata-kata pedas dari para penyangkal penembakan.

Baca juga: Tragedi Pedih Penembakan Massal Thailand, Anak-anak Masih Tidur Saat Serangan

Dia mengatakan melihat unggahan online yang salah menyatakan bahwa penembakan itu tipuan; bahwa istrinya tidak pernah ada; bahwa dia tidak memiliki kredensial untuk menjadi psikolog sekolah; bahwa keluarganya sebenarnya bernama Goldberg dan tinggal di Florida, dan bahwa dia adalah bagian dari komplotan rahasia keuangan dan entah bagaimana terlibat dengan ayah pelaku penembakan sekolah itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com