Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa

Kompas.com - 25/05/2024, 15:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada Jumat (24/5/2024) untuk kali pertama mengatakan bahwa kelompok ISIS adalah dalang penembakan konser di Moskwa pada Maret yang menewaskan lebih dari 140 orang.

Sebelumnya, Moskwa selalu mengaitkan serangan teror paling mematikan di Rusia dalam dua dekade ini sebagai ulah Ukraina dan Barat.

Kepala dinas keamanan FSB Alexander Bortnikov yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti mengatakan, "Persiapan, pendanaan, serangan, dan mundurnya teroris dikoordinasikan melalui internet oleh anggota Provinsi Khorasan (ISIS-K)," mengacu ke cabang ISIS yang aktif di Afghanistan dan Pakistan.

Baca juga: Rusia Temukan Data Pro-Ukraina di Ponsel Tersangka Penyerangan Moskwa

Namun, Bortnikov tidak serta-merta menampik keterlibatan Ukraina dengan berujar, "Setelah menyelesaikan serangan, para teroris menerima instruksi yang jelas untuk bergerak menuju perbatasan Ukraina, di mana dari sisi lain sebuah 'jendela' telah disiapkan untuk mereka."

"Penyelidikan terus dilakukan, tetapi sudah bisa dipastikan bahwa intelijen militer Ukraina terlibat langsung dalam serangan tersebut," ujarnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Adapun Ukraina berulang kali membantah terlibat penembakan konser di Moskwa.

Insiden ini terjadi saat orang-orang bersenjata mengenakan pakaian kamuflase menyerang gedung Balai Kota Crocus di pinggiran Moskwa, kemudian membakar gedung tersebut.

Lebih dari 12 tersangka telah ditangkap termasuk empat penyerang, yang semuanya berasal dari negara Tajikistan di Asia Tengah, sebuah bekas republik Soviet yang miskin di perbatasan utara Afghanistan.

Baca juga:

Amerika Serikat mengatakan, pihaknya secara terbuka dan pribadi sempat memperingatkan Rusia pada awal Maret bahwa kelompok ekstremis merencanakan serangan ke gedung konser di Moskwa.

Setelah insiden terjadi, Intel AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media Amerika, mereka memberitahu Rusia bahwa Balai Kota Crocus secara khusus ditargetkan akan diserang ISIS.

Rusia mengabaikan peringatan tersebut. Hanya tiga hari sebelum serangan, Presiden Vladimir Putin menuduh Washington melakukan pemerasan dan mencoba mengintimidasi Rusia.

Baca juga: Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com