Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Hadi Matar, Penikam Salman Rushdie, di Sidang dan Wawancara Media

Kompas.com - 19/08/2022, 19:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Hadi Matar (24) yang dituduh menikam Salman Rushdie, penulis buku Ayat-ayat Setan, mengaku tidak bersalah saat disidang pada Kamis (18/8/2022) atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan.

Dengan diborgol dan mengenakan pakaian penjara bergaris hitam-putih, Hadi Matar menjalani persidangan di pengadilan New York.

Dia menjawab dakwaan juri setelah diduga merangsek ke panggung pada Jumat (12/8/2022) dan menikam Salman Rushdie berulang kali di leher dan perut, sehingga penulis asal Inggris itu dalam kondisi kritis.

Baca juga: Siapa Salman Rushdie dan Apa Isi Buku Ayat-ayat Setan?

Dikutip dari kantor berita AFP, hakim memerintahkan Hadi Matar tetap ditahan tanpa jaminan.

Pengacara Hadi Matar yaitu pembela umum Nathaniel Barone menekankan asas praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah.

Dia juga memperingatkan, jangan membawa kasus tersebut ke media seperti wawancara dengan Hadi Matar yang diterbitkan New York Post pekan ini.

Di wawancara tersebut, Hadi Matar mengatakan bahwa dia terkejut Salman Rushdie selamat dari serangan itu.

"Saya tidak suka orangnya. Saya tidak berpikir dia orang yang sangat baik," katanya tentang penulis kelahiran India tersebut. "Saya tidak menyukainya. Saya sangat tidak menyukainya."

Menurut Barone, wawancara ini bisa memengaruhi putusan juri.

"Mungkin, mungkin saja, calon juri mendengar hal-hal tertentu yang selalu ada di benak mereka," kata Barone kepada wartawan.

Salman Rushdie saat menghadiri National Arts Awards 2009 yang diselenggarakan Americans for yhe Arts pada 5 Oktober 2009. Salman Rushdie ditikam pada Jumat (12/8/2022) saat menghadiri acara sastra di negara bagian New York, Amerika Serikat.AP PHOTO/EVAN AGOSTINI Salman Rushdie saat menghadiri National Arts Awards 2009 yang diselenggarakan Americans for yhe Arts pada 5 Oktober 2009. Salman Rushdie ditikam pada Jumat (12/8/2022) saat menghadiri acara sastra di negara bagian New York, Amerika Serikat.
Hakim David Foley menyetujui permintaan pembela dengan memerintahkan pembungkaman sementara, yang melarang para pihak mendiskusikan kasus tersebut dalam wawancara dengan pers.

Baca juga:

Polisi dan jaksa hanya memberikan sedikit informasi tentang latar belakang Hadi Matar atau kemungkinan motivasi di balik insiden Salman Rushdie diserang.

Keluarga Matar tampaknya berasal dari Desa Yaroun di Lebanon selatan, tetapi Hadi lahir di Amerika Serikat, menurut pejabat Lebanon.

Adapun Salman Rushdie lahir di India pada 1947, lalu pindah ke New York 20 tahun lalu dan menjadi warga negara AS pada 2016.

Iran membantah memiliki hubungan dengan Hadi Matar.

Salman Rushdie selama bertahun-tahun berada di bawah perlindungan polisi setelah para pemimpin Iran menyerukan pembunuhannya atas penggambaran Nabi Muhammad dalam novel Ayat-ayat Setan atau The Satanic Verses pada 1988.

Baca juga: Iran Tepis Punya Hubungan dengan Penikam Salman Rushdie, Ini yang Dikatakan

Berita video "Penulis Buku Ayat-ayat Setan Salman Rushdie Terancam Kehilangan Satu Mata Usai Ditikam di New York" dapat disimak di bawah ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com