Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Dihantui Mimpi Buruk, Komplotan Pencuri Mengembalikan Patung Jarahannya ke Kuil Kuno

Kompas.com - 18/05/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

UTTAR PRADESH, KOMPAS.com - Komplotan pencuri India mengembalikan 14 patung yang dijarahnya kepada seorang pendeta kuil, setelah "dihantui" oleh "mimpi menakutkan".

Guardian mewartakan, para pencuri mencuri total 16 patung minggu lalu dari "kuil berusia 300 tahun untuk Dewa Balaji, inkarnasi dewa Hindu Wisnu."

Baca juga: Ketika Umat Hindu dan Muslim India Bersatu Boikot Kunjungan Pangeran Inggris

Namun, pada Senin (16/5/2022), 14 artefak yang dicuri ditemukan di dekat rumah pemimpin kuil, yang terletak di Uttar Pradesh.

Berbicara kepada Times of India (TOI), inspektur polisi Rajiv Singh mengatakan salah satu patung terbuat dari “Asthadhatu”, artefak yang terbuat dari paduan delapan logam berbeda: emas, perak, tembaga, seng, timah, timah, besi, dan merkuri.

"Dalam agama Hindu, paduan itu sangat penting dan harganya sangat mahal," kata situs resmi Maa Vaishno Devi Dham, sebuah kuil Hindu di kota Vrindavan, India, seraya menambahkan bahwa paduan itu dianggap "suci dan murni."

"Ashtadhatu banyak digunakan untuk membuat patung dewa dan dewi Hindu…(yang) dibuat agar tahan lama dan bahkan bisa bertahan selama bertahun-tahun tanpa kerusakan yang nyata," tambah penjelasan itu sebagaimana dilansir Newsweek pada Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Diboikot Negara Barat, Ekspor Minyak Rusia ke India Melonjak, Naik Jadi Pemasok Terbesar Keempat

Selain mencuri patung yang terbuat dari paduan "suci", para pencuri juga mencuri patung dan berbagai artefak lainnya yang masing-masing terbuat dari tembaga, kuningan dan perak, lapor TOI.

Outlet berita itu juga melaporkan bahwa pencuri menulis surat "pengakuan" untuk pendeta kuil, menyatakan bahwa mereka mengembalikan patung jarahannya karena telah mengalami "mimpi buruk".

"Kami telah mengalami mimpi buruk sejak kami melakukan pencurian dan tidak bisa tidur, makan, dan hidup dengan tenang," kata surat itu, menurut beberapa laporan.

"Kami muak dengan mimpi menakutkan dan mengembalikan (barang berharga) Anda," tulis surat mereka ditambah permohonan maaf.

Patung-patung dewa-dewi Hindu itu sekarang berada di tangan polisi, yang telah diperintahkan untuk menangkap para pencuri.

Baca juga: Derita Warga India “Disengat” Gelombang Panas hingga 49 Derajat Celsius

Yang cukup menarik, The Washington Post sebelumnya melaporkan bahwa ribuan patung Hindu telah dicuri dari kuil-kuil India dan dijual ke "museum dan kolektor kaya melalui pasar gelap internasional yang berkembang."

"Karena penegakan hukum yang lemah, India selalu dianggap sebagai permainan yang diperhitungkan (terjamin keasliannya) untuk perdagangan barang antik, dibandingkan dengan tempat-tempat seperti Italia," kata detektif seni amatir S Vijay Kumar kepada surat kabar tersebut.

"Perbedaan antara India, Italia, atau Mesir, adalah Anda mencuri dewa yang digunakan untuk medium doa sehari sebelumnya. Ini adalah ‘dewa hidup’ yang kami coba bawa pulang."

Sejak 2008, Kumar telah menemukan hampir "300 barang antik" yang dicuri dari kuil-kuil India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com