WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon pada Jumat (28/1/2022) meminta Rusia untuk mundur dari Ukraina.
Ini disampaikan menyusul ketegangan yang meningkat atas ancaman invasi militer Rusia ke Ukraina.
Dilansir The Hill, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam briefing dengan wartawan mengatakan bahwa Moskow selama berbulan-bulan telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina dengan "kecepatan yang konsisten dan stabil".
Baca juga: Rusia Klaim Tidak Mau Perang Lawan Ukraina, tapi...
Hal ini telah didukung aktivitas angkatan laut Rusia di Atlantik utara dan Laut Mediterania.
"Kami tidak percaya bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan akhir untuk menggunakan kekuatan ini melawan Ukraina," kata Austin.
“Saat ini dia jelas memiliki kemampuan itu,” tambahnya.
Austin mengatakan konflik tidak bisa dihindari, tapi dia menegaskan bahwa masih ada waktu untuk diplomasi.
Baca juga: Menilik Sejarah Awal Konflik Rusia-Ukraina
Dia mengatakan AS tetap "bersebelahan" dengan sekutu NATO-nya dan telah "menawarkan Rusia jalan keluar dari krisis, menuju keamanan yang lebih besar."
"Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik," kata Austin.
“Putin dapat memilih untuk mengurangi ketegangan, dia dapat memerintahkan pasukannya pergi. Dia bisa memilih dialog dan diplomasi.”
"Apa pun yang dia putuskan, Amerika Serikat akan mendukung sekutu dan mitra kami," lanjutnya.
Baca juga: Ukraina Sebut Pasukan Rusia Tak Cukup Lancarkan Serangan Besar-besaran
Rusia telah mengumpulkan setidaknya 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.
AS telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Putin dapat menyerang kapan saja.
Presiden AS Joe Biden juga telah memperingatkan Putin bahwa serangan semacam itu akan menimbulkan konsekuensi ekonomi yang parah bagi Moskow.
Di sisi lain, Kremlin membantah niat berusaha untuk menyerang Ukraina, tetapi dialog diplomatik selama berminggu-minggu yang bertujuan meredakan konflik, sebagian besar terbukti tidak berhasil.
Baca juga: Separatis Ukraina Desak Rusia Kirim Senjata Modern untuk Perang, Bukan Senapan Era Soviet
Saat pembicaraan diplomatik berlanjut, NATO telah bergerak untuk memperkuat pasukan keamanannya di sepanjang sisi timur, karena Ukraina berbatasan dengan empat anggota aliansi.
Austin sudah menempatkan hingga 8.500 tentara dalam kesiapsiagaan yang tinggi.
Sebagian besar dari mereka siap untuk dikerahkan jika NATO mengaktifkan NATO Response Force, yakni kekuatan multinasional yang terdiri dari sekitar 40.000 pasukan darat, udara, maritim, dan operasi khusus yang dapat dikerahkan dalam waktu singkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.