Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Uskup Perancis Berlutut di Lourdes Setelah Akui Tanggung Jawab Gereja atas Skandal Pelecehan Anak

Kompas.com - 07/11/2021, 16:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Para Uskup Perancis, sebagai anggota senior hierarki Katolik, berlutut sebagai bentuk pertobatan dan permohonan pengampunan atas dosa, di Goa Lourdes pada Sabtu (6/11/2021).

Upacara ini dilakukan sehari setelah para uskup menerima tanggung jawab gereja atas skandal pelecehan anak selama beberapa dekade.

Baca juga: Paus Fransiskus Malu dengan Skandal Pelecehan Seksual yang Menimpa Gereja Katolik Perancis

Tetapi beberapa korban pelecehan, dan anggota awam yang mendukung mereka, mengatakan masih menunggu rincian kompensasi dan reformasi gereja yang komprehensif.

Di Lourdes, tempat ziarah bagi umat Kristen di seluruh dunia, sekitar 120 uskup agung, uskup, dan orang awam berkumpul pada pembukaan gambar yang menunjukkan patung kepala seorang anak yang menangis.

Atas permintaan para korban pelecehan seksual, para imam tidak mengenakan pakaian keagamaan mereka untuk upacara tersebut.

Dinding yang menampilkan gambar itu akan berfungsi sebagai "tugu peringatan" bagi para korban.

Gambar itu sendiri diambil oleh salah satu korban pelecehan, dan penderitaan yang dialaminya dirinci dalam sebuah bagian yang dibacakan oleh penyintas lainnya.

"Kami ingin menandai tempat Lourdes ini sebagai kesaksian visual pertama yang memperingati begitu banyak kekerasan, drama dan serangan," kata Hugues de Woillemont, juru bicara Konferensi Wali Gereja Perancis, pada upacara Sabtu (6/11/2021) melansir AFP

Baca juga: 216.000 Korban Pelecehan Seksual terhadap Anak Ditemukan dalam Gereja Katolik Perancis.

Sehari sebelumnya, setelah pemungutan suara di konferensi tahunan mereka, para uskup Perancis akhirnya secara resmi menerima bahwa gereja Katolik memikul "tanggung jawab institusional" dalam ribuan kasus pelecehan anak.

Pelecehan itu, berlangsung sejak 1950-an dan memengaruhi sedikitnya 216.000 anak di bawah umur.

Kasus tersebut dirinci dalam laporan independen yang dirilis sebulan lalu, yang berbicara tentang "selubung keheningan" yang menutup skandal itu.

Konferensi itu juga mengakui bahwa gereja telah membiarkan pelanggaran menjadi "sistemik", kata Eric de Moulins-Beaufort, presiden Konferensi Uskup Perancis (CEF).

Para uskup gereja Katolik berlutut sebagai tanda penebusan dosa selama upacara di tempat kudus Lourdes terhadap para korban pedokriminalitas di Lourdes, Perancis barat daya pada 6 November 2021. AFP PHOTO/VALENTINE CHAPUIS Para uskup gereja Katolik berlutut sebagai tanda penebusan dosa selama upacara di tempat kudus Lourdes terhadap para korban pedokriminalitas di Lourdes, Perancis barat daya pada 6 November 2021.

Penegakkan keadilan

Salah satu korban pelecehan, Veronique Garnier, mengatakan dia tersentuh oleh upacara tersebut.

Garnier, yang telah bekerja erat dengan CEF, mengatakan bahwa keadilan harus ditegakkan bagi para korban.

Tetapi Pastor Jean-Marie Delbos, yang sewaktu kecil menjadi korban pelecehan, dengan marah menolak upacara tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com