Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Uskup Perancis Berlutut di Lourdes Setelah Akui Tanggung Jawab Gereja atas Skandal Pelecehan Anak

PARIS, KOMPAS.com - Para Uskup Perancis, sebagai anggota senior hierarki Katolik, berlutut sebagai bentuk pertobatan dan permohonan pengampunan atas dosa, di Goa Lourdes pada Sabtu (6/11/2021).

Upacara ini dilakukan sehari setelah para uskup menerima tanggung jawab gereja atas skandal pelecehan anak selama beberapa dekade.

Tetapi beberapa korban pelecehan, dan anggota awam yang mendukung mereka, mengatakan masih menunggu rincian kompensasi dan reformasi gereja yang komprehensif.

Di Lourdes, tempat ziarah bagi umat Kristen di seluruh dunia, sekitar 120 uskup agung, uskup, dan orang awam berkumpul pada pembukaan gambar yang menunjukkan patung kepala seorang anak yang menangis.

Atas permintaan para korban pelecehan seksual, para imam tidak mengenakan pakaian keagamaan mereka untuk upacara tersebut.

Dinding yang menampilkan gambar itu akan berfungsi sebagai "tugu peringatan" bagi para korban.

Gambar itu sendiri diambil oleh salah satu korban pelecehan, dan penderitaan yang dialaminya dirinci dalam sebuah bagian yang dibacakan oleh penyintas lainnya.

"Kami ingin menandai tempat Lourdes ini sebagai kesaksian visual pertama yang memperingati begitu banyak kekerasan, drama dan serangan," kata Hugues de Woillemont, juru bicara Konferensi Wali Gereja Perancis, pada upacara Sabtu (6/11/2021) melansir AFP

Sehari sebelumnya, setelah pemungutan suara di konferensi tahunan mereka, para uskup Perancis akhirnya secara resmi menerima bahwa gereja Katolik memikul "tanggung jawab institusional" dalam ribuan kasus pelecehan anak.

Pelecehan itu, berlangsung sejak 1950-an dan memengaruhi sedikitnya 216.000 anak di bawah umur.

Kasus tersebut dirinci dalam laporan independen yang dirilis sebulan lalu, yang berbicara tentang "selubung keheningan" yang menutup skandal itu.

Konferensi itu juga mengakui bahwa gereja telah membiarkan pelanggaran menjadi "sistemik", kata Eric de Moulins-Beaufort, presiden Konferensi Uskup Perancis (CEF).

Penegakkan keadilan

Salah satu korban pelecehan, Veronique Garnier, mengatakan dia tersentuh oleh upacara tersebut.

Garnier, yang telah bekerja erat dengan CEF, mengatakan bahwa keadilan harus ditegakkan bagi para korban.

Tetapi Pastor Jean-Marie Delbos, yang sewaktu kecil menjadi korban pelecehan, dengan marah menolak upacara tersebut.

"Pertobatan, itu palsu," kata imam berusia 75 tahun itu tentang upacara tersebut. Berbicara kepada wartawan, dia menyerukan agar imam yang telah melecehkannya dihukum dan dipecat.

Sekitar 20 umat awam, dengan pita ungu diikatkan di lengan atau leher mereka, berkumpul di bawah spanduk menyerukan "The Four Rs" (pengakuan, tanggung jawab, perbaikan dan reformasi) dari Gereja.

"Kami memiliki peran untuk dimainkan," kata salah satu dari mereka, Anne Reboux, 64, dari barat daya kota Toulouse.

Semakin banyak anggota awam mengambil peran aktif di gereja, semakin sedikit hierarki akan tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan mereka, katanya.

Di Paris, beberapa lusin orang, beberapa di antaranya mengidentifikasi diri mereka sebagai korban pelecehan, berkumpul di luar markas CEF.

"Kami berharap, kehadiran kami ... diperhitungkan dalam penjabaran rencana aksi dan periode yang harus disiapkan untuk menghasilkan kompensasi," salah satu penyelenggara, Yolande Fayet de la Tour, kepada AFP-TV.

Keputusan tentang kompensasi bagi para korban pelecehan diharapkan pada hari terakhir konferensi CEF, pada Senin (8/11/2021).

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/07/164454970/para-uskup-perancis-berlutut-di-lourdes-setelah-akui-tanggung-jawab

Terkini Lainnya

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke