Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Kim Jong Un Dianggap Sosok Berbahaya yang Bisa Memanaskan Dunia

Kompas.com - 16/04/2021, 15:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Express

PYONGYANG, KOMPAS.com - Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dianggap sosok berbahaya yang bisa memanaskan tensi dunia.

kim adik dikenal sebagai figur yang sangat vokal pada negara Barat. Maret lalu, dia merilis ancaman kepada AS.

Dalam ancamannya, Kim meminta agar pemerintahan Presiden Joe Biden tidak berusaha menyerang Korea Utara.

Baca juga: Klaim Korea Utara Nol Kasus Covid-19 Dipertanyakan, Adik Kim Jong Un Marah

Kim Yo Jong mengatakan, adanya "bau mesiu" di perbatasan Korea tidak akan memberikan perdamaian.

"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan AS supaya menjauhkan mesiu dari tanah kami," ancamnya.

Adik Kim Jong Un itu berkata, jika Biden ingin tidur nyenyak selama empat tahun ke depan, sebaiknya dia berhenti memprovokasi Pyongyang.

Harry Kazianis, Direktur Senior Center for the National Interest, menyatakan Kim adik sebagai sosok yang berbahaya.

Meminjam karakter dari film The Godfather, Kazianis menerangkan bahwa Kim adik merupakan Luca Brasi di keluarganya.

"Melalui setiap pernyataan adiknya, Kim Jong Un ingin supaya kemarahannya tersampaikan," jelasnya dikutip Express Kamis (15/4/2021).

Baca juga: Adik Perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong Sebut Korea Selatan Burung Beo Amerika Serikat

Kazianis menjelaskan, ambisi lain adik Kim adalah dia ingin menjadi pengganti kakaknya, yang disebut mengalami masalah kesehatan serius.

Karena itu dalam kacamata Kazianis, Kim Yo Jong harus memperlihatkan dirinya sebagai sosok yang tangguh.

"Karena itu, dia harus menunjukkan kekuatan. Tentunya, secara retorika dia harus berbahaya dan membuat dunia dalam bahaya," paparnya.

Serangan lain Kim adik adalah ketika Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengecam uji coba rudal balistik Korea Utara.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un yang Jabatannya Terus Menanjak

Selain menyatakan uji coba itu "meresahkan", Moon menyerukan supaya tidak ada sekat antara negaranya, AS, dan Pyongyang.

Dalam pernyataan yang dirilis KCNA, Kim adik menyebut ucapan Moon itu "kurang ajar" dan sesuai dengan tingkah AS yang mirip gangster.

"Dia sama sekali tidak menunjukkan penyesalan karena sudah bertingkah seperti burung beo yang dibesarkan AS," murka Kim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com