Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Ini Menentang Pernikahan Gay, tetapi Tepergok Hadiri "Pesta Seks" Sesama Jenis

Kompas.com - 07/12/2020, 10:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BRUSSELS, KOMPAS.com - Tidak sulit mencerna bagaimana petualangan politisi Hongaria, Jozsef Szajer, menjadi tajuk utama pemberitaan di media massa Eropa pekan lalu.

Pada satu sisi, ada sorotan mengenai dampak terhadap kesehatan masyarakat ketika seorang politisi menghadiri pesta di sebuah kafe di Brussels bersama 25 tamu lainnya yang jelas merupakan pelanggaran protokol kesehatan saat karantina wilayah alias lockdown di Belgia.

Di sisi lain ada kemunafikan. Bagaimana bisa seorang penyusun pelarangan pernikahan gay dalam konstitusi Hongaria berada di satu ruangan penuh pria-pria telanjang dalam acara yang disebut surat kabar setempat sebagai "pesta seks"?

Ada pula sisi komedinya ketika seorang anggota Parlemen Eropa tersebut berupaya kabur dari lokasi kejadian dengan memanjat pipa talang air.

Szajer, salah satu pendiri partai ultrakonservatif bernama Fidesz, mengaku kesalahan langkahnya murni pribadi dan seharusnya tidak dipandang sebagai cerminan atas negaranya atau komunitas politiknya.

Namun, imbauan Szajer boleh jadi tidak didengar khalayak umum.

Baca juga: Vatikan Klarifikasi Ucapan Paus Fransiskus soal Ikatan Sipil Sesama Jenis

Hak gay di Hongaria

Fidesz adalah partai yang menjadi duri dalam daging di Uni Eropa mengingat parpol tersebut punya rekam jejak membungkam suara-suara kritis di media, memperluas kendali pada sistem hukum, dan membatasi hak-hak gay dalam pernikahan dan adopsi.

Szajer sendiri adalah sosok penyusun konstitusi Hongaria yang menetapkan bahwa pernikahan merupakan sebuah tindakan heteroseksual.

Dia mundur dari jabatannya sebagai anggota Parlemen Eropa sebelum rincian kasusnya mendapat sorotan publik. Namun, begitu kasusnya muncul di media, tampaknya dia sendiri paham bahwa karier politiknya telah usai.

Lagi pula, bagaimana Szajer bisa dimaafkan oleh kolega-koleganya di Partai Fidesz yang tidak bersimpati pada hak-hak gay setelah koordinator pesta seks menjabarkan aktivitas mereka kepada surat kabar Het Laatste Nieuws.

"Kami mengobrol sedikit, kami minum sedikit, seperti di kafe. Satu-satunya perbedaan adalah kami juga sembari berhubungan seks satu sama lain. Saya tidak melihat ada yang salah dengan itu," kata David Manzheley, koordinator pesta seks di sebuah kafe di Brussels.

Baca juga: Ketahuan Bersama 24 Pria Telanjang di Pesta Seks, Politisi Anti-gay Ini Mundur

Dipecat secara dingin

Pemimpin Partai Fidesz sekaligus Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, merespons kabar ini dengan dingin.

Tindakan Szajer, kata Orban, tidak punya tempat pada nilai-nilai keluarga politik mereka.

Walaupun demikian, Orban menambahkan, kontribusi Szajer pada perkembangan Partai Fidesz tidak akan dilupakan, tindakannya tidak bisa diterima dan tidak dapat dibela.

Orban adalah pemimpin cerdik dan efektif, yang membangun reputasi politiknya sebagai aktivis oposisi penyeru pemilu bebas dan diakhirinya pendudukan Uni Soviet di Hongaria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com