Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Ini Menentang Pernikahan Gay, tetapi Tepergok Hadiri "Pesta Seks" Sesama Jenis

Kompas.com - 07/12/2020, 10:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Namun, respons Orban terhadap Szajer mengingatkan khalayak pada individu-individu bermasalah atau memalukan pada era Soviet yang tiba-tiba menjadi "bukan-manusia". Dan itulah yang mungkin terjadi pada nasib Szajer.

Baca juga: PM Selandia Baru Ungkap Kabinetnya: Wakilnya Gay, Menlu dengan Tato Maori

Perbedaan nilai

Kasus Szajer menggambarkan perbedaan budaya antara Eropa Barat dan Eropa Timur dalam topik seperti hak-hak gay.

Presiden Polandia, Andrzej Duda, memenangi pemilihan umum pada musim panas lalu dengan menyerukan bahwa ideologi LGBT lebih berbahaya ketimbang komunisme.

Sedangkan di Eropa Barat, David Manzheley selaku koordinator pesta seks yang dihadiri Szajer mengeluhkan sesuatu yang dapat menggambarkan perbedaan nilai itu.

"Polisi mengatakan 'KTP, sekarang!' Namun, kami bahkan tidak memakai celana dalam. Bagaimana kami bisa menunjukkan kartu identitas kami?" kata Manzheley.

Baca juga: Salahkan Gay atas Wabah Virus Corona, Pemimpin Gereja Ortodoks Ini Terinfeksi Covid-19

Sulit membayangkan Orban atau Duda melontarkan kritik terhadap polisi seperti itu. Yang jelas Manzheley tidak dikritik atas preferensi seksualnya, tetapi tindakannya yang melanggar protokol kesehatan.

Perlakuan media terhadap kasus itu di Eropa Barat mencerminkan revolusi pada perilaku terhadap topik seperti hak gay yang dimulai pada 1960-an di sejumlah negara, tetapi mendapat momentum luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di negara yang berhaluan konservatif seperti Irlandia.

Argumen Manzheley bahwa dia menyediakan tenaga kesehatan pada pesta tersebut untuk melakukan rapid test untuk Covid-19 juga tidak membuatnya kebal atas kritik mengenai pelanggaran protokol kesehatan.

Baca juga: Pria Ini Ditolak Sumbangkan Plasma Darah untuk Pasien Covid-19 karena Gay

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com