Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlibur ke Yunani di Tengah Virus Corona, Raja Belanda Dikecam Rakyatnya

Kompas.com - 18/10/2020, 21:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Raja Belanda Willem-Alexander dan permaisurinya Ratu Maxima mendapat kritikan karena berlibur ke Yunani di tengah wabah virus corona.

Karena itu, raja yang naik takhta sejak 2013 tersebut memutuskan mempercepat liburannya dan kembali ke "Negeri Kincir Angin".

"Kami sudah melihat reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang melalui laporan di media," ujar Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima Jumat (16/10/2020).

Baca juga: Raja Belanda Akan Berhenti Pakai Kereta Emas Bergambar Perbudakan, tapi...

"Kami ingin memastikan penting untuk mengikuti pedoman mengendalikan virus corona. Diskusi mengenai liburan kami tak berkontribusi untuk itu," ujar keduanya.

Raja Belanda berusia 53 tahun itu sebenarnya tidak melanggar aturan pencegahan apa pun, termasuk yang diperkenalkan pada pekan ini.

Namun seperti diberitakan CNN Minggu (18/10/2020), banyak yang beranggapan perjalanan sang raja tidak seharusnya digelar di tengah pandemi.

"Langkah ini tidak bisa bijaksana dan tak bisa dimengerti," kata politisi dari Partai D-66 Joost Sneller seperti dikutip ANP.

Partai D-66 merupakan mitra koalisi pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte, yang meminta publik untuk "tak mencoba batas dari aturan pemerintah".

Rutte dalam konferensi pers Selasa (13/10/2020) mengatakan, rakyat diizinkan untuk berlibur namun harus tetap tinggal di hotel mereka.

"Jika kalian pergi ke luar negeri, yah pilihan Anda akan sangat terbatas karena tak banyak negara yang bersedia menerima kita," ujar PM Rutte.

Kantor berita ANP memberitakan Raja Willem-Alexander dan keluarganya mempunyai vila di selatan Yunani, di mana mereka terbang dengan pesawat pemerintah.

Kabar mereka liburan muncul setelah pada Jumat, Belanda mencatatkan 8.000 kasus virus corona yang merupakan rekor bagi negara itu.

Pada Agustus, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima harus menyampaikan permintaan maaf karena melanggar pembatasan sosial saat berlibur.

Baca juga: MPR Apresiasi Permintaan Maaf Raja Belanda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com