Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Belanda Akan Berhenti Pakai Kereta Emas Bergambar Perbudakan, tapi...

Kompas.com - 19/07/2020, 07:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Raja Belanda Willem-Alexander akan berhenti memakai kereta kuda yang bergambar perbudakan zaman kolonial.

Ia mengatakannya pada Jumat (17/7/2020), menyusul banjir kritik yang menerpa "Negeri Kincir Angin" terkait lukisan di kereta emas atau Gouden Koets.

Kereta kayu berlapis emas ini dibuat pada 1898 dan salah satu sisinya dihiasi panel lukisan berjudul "Persembahan untuk Koloni".

Baca juga: Heboh, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ini Penjelasannya

Lukisan itu menampilkan orang-orang kulit hitam adan Asia membawa persembahan berupa hasil panen ke wanita kulit putih yang duduk di singgasana, sebagai wujud negara Belanda.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Juni mengatakan, ia menyadari kereta yang sedang direnovasi sejak 2015 itu "memancing emosi", tapi menambahkan "Itu adalah bagian dari sejarah kami."

Kereta emas Belanda bersama patung-patung pelaut abad ke-17 di sana, telah memicu perdebatan sengit seiring maraknya protes bertajuk Black Lives Matter.

"Kami menyimak pembicaraannya, saya mendengarkannya," kata Raja Willem-Alexander dalam jumpa pers rutin, dikutip dari Reuters Sabtu (18/7/2020).

"Selama ada diskriminasi implisit dan eksplisit di Belanda, kita harus mengatasinya sebagai masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Viral Foto Kereta Emas Belanda Bergambar Budak Indonesia, Ribuan Orang Menggugat

Gouden Koets biasanya dipakai untuk membawa raja yang hendak berpidato di parlemen setiap September, tapi karena masih direnovasi tidak bisa beroperasi sampai 2021.

Willem-Alexander mengatakan, tidak ada rencana mengganti dekorasi kereta itu dalam renovasinya.

"Itu bagian dari warisan budaya kami, jadi kami tidak akan menulis ulang sejarah dengan restorasi," tegasnya.

"Setelah restorasi selesai, kita lihat saja nanti."

Baca juga: Ruang Penyiksaan di Belanda ini Akhirnya Berhasil Digerebek Polisi

Salah satu panel lukisan di kereta emas Belanda atau Gouden Koets, menggambarkan situasi Indonesia di zaman kolonial. Lukisan ini bernama Hulde der Kolonieen.TWITTER @redfishstream Salah satu panel lukisan di kereta emas Belanda atau Gouden Koets, menggambarkan situasi Indonesia di zaman kolonial. Lukisan ini bernama Hulde der Kolonieen.
Banyak simbol

Gouden Koets diketahui merupakan kereta emas hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina yang naik takhta pada 1898. Kereta itu sendiri dibuat pada 1897.

Desain Gouen Koets bergaya Renaissance karena mengacu ke kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age), sehingga panel-panel gambar di keretanya penuh dengan simbol.

Di panel Hulde der Kolonieen sendiri, banyak simbol yang mengandung makna masing-masing.

Baca juga: Red Light District di Belanda Terapkan Aturan Baru Saat Buka Kembali Usai Lockdown

Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda. Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya.

Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur. Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa.

Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.

Baca juga: Widya, Diadopsi ke Belanda Sejak Balita, Kini Mencari Ibu Kandungnya di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com