Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Anak 8 Tahun Dihukum Lompati Trampolin hingga Tewas

Kompas.com - 18/10/2020, 20:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber People

ODDESA, KOMPAS.com - Sepasang suami istri asal Texas telah ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan setelah diduga memaksa seorang anak untuk melompat di atas trampolin dalam cuaca panas yang hebat begitu lama hingga meninggal karena dehidrasi.

Daniel dan Ashley Schwarz didakwa pada Senin (12/10/2020) atas tindakan pembunuhan yang menyebabkan kematian Jaylin Anne yang berusia 8 tahun pada Agustus.

Baik Daniel (44 tahun) dan Ashley ( 34 tahun), ditangkap dan dibawa ke Pusat Penegakan Hukum Ector County, kata polisi Odessa dalam sebuah pernyataan pada Senin yang dilansir dari People pada Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Telah Bunuh Seorang Polisi, tapi Tersangka Utama Ini akan Sulit Diadili

Menurut polisi Odessa, penyelidikan dibuka setelah petugas dipanggil ke rumah Schwarz pada 29 Agustus dan menemukan Jaylin "meninggal di tempat kejadian".

Penyelidikan mengungkapkan bahwa anak berusia 8 tahun telah dihukum dan tidak diizinkan untuk sarapan serta diharuskan untuk melompat di atas trampolin tanpa henti untuk jangka waktu yang lama.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis kecil itu tidak diizinkan minum air karena dia tidak melompati trampolin.

Baca juga: Sejumlah WNI Perempuan yang Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri di Filipina

Saat itu suhu trampolin "diperkirakan sekitar 43 derajat celcius dan tanah sekitar 65 derajat celcius," kata polisi.

Suhu tinggi di Odessa pada 29 Agustus adalah 39 derajat celcius, menurut Accuweather.com.

Otopsi terakhir yang diperoleh polisi pada Kamis, menunjukkan penyebab kematian Jaylin adalah dehidrasi, yang kemudian memutuskan cara kematiannya sebagai akibat dari pembunuhan.

Baca juga: Terbakar Api Cemburu, Wanita Gigit Testis Lalu Bunuh Pacar di Depan Teman-temannya

Menurut berita kematiannya, Jaylin "penuh semangat, menyukai menunggang kuda, seluncur es, dan semua hal di luar ruangan. Dia mencintai semua orang dan hewan, dan sangat tertarik pada sejarah dan sains."

Pasangan itu bukan orang tua biologis Jaylin, tetapi adalah walinya, kata anggota keluarga kepada CBS 7.

Ibu kandungnya Alysha Anderton menulis di media sosial bahwa dia telah mencoba untuk mendapatkan akses ke putrinya dan saudara perempuan Jaylin, yang juga dalam perawatan keluarga Schwarz, pada saat kematian Jaylin.

Baca juga: Bunuh Kemudian Rebus Orangtuanya, Pria Ini Dipenjara Seumur Hidup

"Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk memberi tahu dia betapa kerasnya saya berusaha untuk hidupnya dan saya sudah sangat dekat. Hanya beberapa bulan lagi bisa melihat mereka," tulis Anderton di Facebook.

"Tapi, aku sudah terlambat. Dan yang bisa kupikirkan hanyalah dia meninggalkan dunia ini tanpa mengetahui betapa aku mencintainya dan betapa aku menginginkannya," ujar Anderton.

Baca juga: Bunuh Kemudian Rebus Orangtuanya, Pria Ini Dipenjara Seumur Hidup

"Tidak adil kalau mereka punya begitu banyak kenangan bersamanya dan sedikit denganku. Itu adalah lubang di hati saya yang begitu besar, sehingga saya benar-benar mati rasa dan kosong. Sebagian dari jiwa saya telah mati dan saya tidak akan pernah sama lagi," lanjutnya.

Sebuah kampanye GoFundMe sejak itu telah diciptakan untuk membantu menutupi biaya pemakaman bagi Jaylin, serta proses hukum yang sedang dilakukan Anderton untuk hak asuh adik Jaylin, Jayde.

Belum jelas apakah Daniel dan Ashley memiliki perwakilan hukum untuk memberikan komentar atas nama mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com