Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Peringatkan Turki untuk Tak Memprovokasi di Mediterania Timur

Kompas.com - 13/10/2020, 18:21 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memperingatkan Turki bahwa mereka harus menahan diri untuk tidak memprovokasi terkait sengketa eksplorasi gas di Laut Mediterania Timur.

Pernyataan itu dilontarkan Maas pada Selasa (13/10/2020) sebelum memulai perjalanannya ke Siprus dan Yunani sebagaimana dilansir dari Deutsch Welle.

"Ankara harus mengakhiri interaksi provokasi jika pemerintah tertarik dalam pembicaraan seperti yang telah berulang kali ditegaskan," kata Maas di Berlin.

Maas menambahkan Jerman mengimbau Turki untuk tidak menutup jendela dialog yang baru saja dibuka dengan Yunani.

Baca juga: Turki Bakal Kirim Kapal Penelitian Lagi ke Mediterania Timur, Yunani Marah

Dia memperingatkan bahwa rencana Turki untuk melanjutkan eksplorasi gas di wilayah sengketa akan menjadi kemunduran parah dalam upaya menurunkan ketegangan di kawasan tersebut.

Maas juga meminta Turki untuk tidak melanjutkan eksplorasi seismik cadangan gas di perairan yang diperebutkan tersebut.

Jerman, lanjut Maas, berdiri dalam "solidaritas penuh" dengan Siprus dan Yunani sebagai mitra Uni Eropa dalam perselisihan dengan Turki.

Ketika Jerman memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, Maas menjadi penengah antara Ankara dan Athena.

Kendati demikian, Maas tidak berencana melakukan perjalanan ke Turki untuk menengahi perselisihan tersebut.

Baca juga: Sempat Ditarik, Turki Akan Kirim Kapal Peneliti Lagi ke Mediterania Timur

Ketegangan Athena-Ankara Berkobar

Pada Minggu (11/10/2020), Angkatan Laut Turki mengumumkan bahwa kapal seismik Oruc Reis akan melanjutkan eksplorasi gas di selatan pulau Kastellorizo Yunani.

Menteri Energi Turki Fatih Donmez menulis di akun Twitter-nya bahwa kapal tersebut akan melanjutkan pekerjaan eksplorasi dan melindungi hak-hak Turki.

Athena mengutuk tindakan itu dan menuduh Ankara secara sistematis merusak perdamaian dan keamanan di kawasan itu.

"Kami meminta Turki untuk segera membatalkan keputusannya," kata Kementerian Luar Negeri Yunani seraya menambahkan Turki harus segera menghentikan tindakan ilegalnya.

Baca juga: Hina Erdogan, Situs Web Media Yunani Diretas Hacker

Yunani mengatakan kembalinya Oruc Reis menunjukkan Turki tidak dapat diandalkan dan tidak mau bernegosiasi.

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam klaim Yunani atas perairan tersebut sebagai "tidak berdasar" dan "tidak sesuai dengan hukum internasional”.

Siprus juga berselisih dengan Turki atas eksplorasi gasnya.

Turki dan Yunani, keduanya adalah anggota NATO, telah lama berselisih tentang cadangan gas alam dan mengenai batas laut.

Kedua negara tersebut mengklaim hak mengebor wilayah yang sama di bagian yang sama di Mediterania timur.

Baca juga: Erdogan Dihina Koran Yunani, Turki Mengecam Balik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com