Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Jurnalis Asing Kabur, China Tuduh Kedubes Australia Halangi Penyelidikan

Kompas.com - 10/09/2020, 20:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Beijing pada Kamis (10/9/2020) menuduh Kedutaan Besar Australia menghalangi penyelidikan terhadap dua jurnalis asing yang kabur dari China.

Perselisihan antara kedua negara belakangan ini merembet sampai ke para jurnalisnya, setelah gesekan di sektor perdagangan, keamanan, dan virus corona.

Sebanyak dua koresponden yang bekerja untuk media Australia, Bill Bartles dan Michael Smith, melarikan diri dari China pada Senin malam (7/9/2020) di bawah perlindungan diplomatik karena takut ditangkap.

Baca juga: Intel Australia Diklaim Gerebek Rumah 4 Jurnalis China, Tablet Anak Disita Juga

Kedua pria itu sebelumnya telah diinterogasi tentang warga Australia lainnya yakni Cheng Lei, yang bekerja sebagai pembawa berita tv pemerintah China.

Secara misterius Lei ditahan selama hampir sebulan atas hukum keamanan nasional.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menuduh Kedutaan Besar Australia di China hari ini membantu Bartles dan Smith kabur dan "menghindari penyelidikan China".

"Tindakan ini melampaui perlindungan konsuler," katanya, seraya menambahkan mereka malah mencampuri "urusan dalam negeri dan kedaulatan peradilan China".

Baca juga: Didatangi Polisi, 2 Wartawan Australia Ini Dievakuasi dari China

Mengutip penggerebekan 26 Juni di rumah 4 wartawan media pemerintah China oleh intel Australia, Zhao menyalahkan Canberra atas "kemunafikannya".

"Australia mengatakan interogasi terhadap wartawan China sesuai dengan prosedur normal, tetapi mengatakan China terlibat dalam diplomasi sandera," kata Zhao kepada wartawan dikutip dari AFP.

Baik ASIO selaku badan intel utama Australia maupun Polisi Federal Australia tidak mengonfirmasi penggerebekan terhadap 4 jurnalis China pada 26 Juni.

Akan tetapi dokumen pengadilan menunjukkan, petugas intel melakukan penggerebekan di tempat lain sebagai bagian dari upaya penyelidikan terhadap kampanye pengaruh China yang tersembunyi di Australia.

Baca juga: Peneliti Australia Ini Sebut Jokowi Sosok yang Penuh Kontradiksi

Pembalasan yang dilakukan Beijing ini dikecam sebagai tindakan keras terhadap media asing di China.

Foreign Correspondents' Club of China memperingatkan, jurnalis asing "sekarang menghadapi ancaman penahanan sewenang-wenang karena pekerjaan mereka."

China adalah pasar ekspor terbesar Australia, tetapi hubungan mereka memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Beijing sangat kesal dengan peran Canberra dalam menyerukan penyelidikan internasional pada asal-usul virus corona, yang muncul di Wuhan akhir tahun lalu.

Sejak itu China memberlakukan tarif impor pada produk-produk Australia, dari daging sapi hingga pakan ternak.

Baca juga: Australia dan China Makin Tegang, Huawei Setop Sponsor untuk Tim Rugbi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com