Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panel Independen Siap Investigasi WHO Terkait Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 04/09/2020, 07:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi (IPPR) berjanji untuk mengajukan pertanyaan sulit kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Panel tersebut didirikan untuk meninjau kembali penanganan pandemi virus corona secara global yang dipimpin oleh WHO.

WHO sendiri dikritik dan dituduh lambat bereaksi terhadap wabah awal Covid-19 di China.

Pada Kamis (3/9/2020), panel tersebut mengumumkan akan memiliki akses penuh terhadap berkas-berkas WHO sebagaimana dilansir dari AFP.

IPPR sendiri beranggotakan 13 orang dan dipimpin oleh mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark.

Baca juga: WHO Dituding Korup, AS Enggan Ikut Koalisi Pengembangan Vaksin Corona

Clark mengatakan bahwa WHO akan membuka semua berkasnya. “Apa pun yang ingin kami lihat, akan kami lihat,” kata Clark.

"Kami tidak dapat mengandalkan itu menjadi satu abad lagi sampai pandemi seperti ini muncul," sambung Clark dalam konferensi pers online.

Sebelumnya, WHO mendapat serangan keras dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Bahkan, Trump menarik keanggotaan AS dari WHO. Dia menuduh organisasi itu merusak penanganan pandemi dan menuduhnya sebagai "boneka China".

Dengan latar belakang tersebut, negara-negara anggota WHO pada Mei menyetujui sebuah resolusi yang bertujuan untuk “menyelidiki” tanggapan WHO terhadap pandemi secara independen, tidak memihak, dan komprehensif.

Baca juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura

Penyelidikan tersebut harus meninjau tindakan dan rencana WHO.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan peluncuran panel beserta pendampingnya pada 10 Juli.

"Kami akan meninjau serangkaian tema yang luas, termasuk fase awal pandemi, kemunculannya, dan penyebarannya secara global," kata Clark.

Dia mengatakan pandemi adalah sebuah risiko global dan peringatan sudah diserukan selama bertahun-tahun.

Clark dan Sirleaf pada Kamis mengumumkan 11 anggota panel pilihan mereka.

Kesebelas anggota panel itu terdapat nama mantan Presiden Meksiko Ernesto Zedillo, mantan Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband, dan mantan Doctors Ketua Without Borders (MSF) Joanne Liu dari Kanada.

Liu sempat menyerang tanggapan WHO terhadap wabah Ebola di Afrika ketika dia memimpin MSF.

"Ini adalah panel kuat yang siap mengajukan pertanyaan sulit (kepada WHO)," kata Sirleaf.

Kelompok tersebut bermaksud untuk menghasilkan temuan sementara pada November dan memberikan laporan lengkap pada Mei 2021.

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com