WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan ikut koalisi pengembangan dan pendistribusian massal vaksin virus corona bernama COVAX dan dipimpin oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere menyatakan AS tidak ingin dibatasi oleh kelompok multilateral seperti WHO sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle.
Deere menyatakan AS akan terus melibatkan mitra internasional untuk mengalahkan virus corona.
“Tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh WHO yang korup dan China," kata Deere.
Dia menambahkan Presiden AS Donald Trump mempercayai vaksin yang telah terstandardisasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Baca juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura
Sementara itu, beberapa negara melakukan kesepakatan bilateral untuk mengamankan pasokan kandidat vaksin Covid-19 potensial.
Di sisi lain, upaya kerja sama yang lebih digerakkan oleh WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan aliansi vaksin Gavi dengan melibatkan 150 negara.
Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19, atau COVAX, telah menerima dukungan dari sekutu AS seperti Jepang, Uni Eropa, dan Jerman.
Inisiasi tersebut memungkinkan para anggota untuk mendapatkan akses ke berbagai vaksin potensial sehingga bagian dunia yang lebih luas dapat tercakup ketika vaksin telah dikembangkan.
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan
Para pengkritik menyuarakan keprihatinan mereka atas keputusan AS yang mundur dari aliansi itu.
Mereka menyebut AS "picik" dalam menghadapi pandemi virus corona.
"Bergabung dengan COVAX adalah langkah sederhana untuk menjamin akses AS ke vaksin, tidak peduli siapa yang mengembangkannya terlebih dahulu," tulis anggota DPR dari Dapil California, Ami Bera.
Dia menambahkan keputusan AS tersebut membuat Negeri “Uncle Sam” berisiko tidak mendapatkan jatah vaksin virus corona.
Kemungkinan besar lainnya adalah AS mengembangkan vaksin sendiri tetapi menimbunnya untuk memvaksinasi warganya.
Hal itu akan membuat AS rentan terhadap kasus virus yang diimpor dan berdampak parah pada ekonomi AS jika ekonomi global belum pulih.
Baca juga: WHO: Anak di Atas 12 Tahun Wajib Pakai Masker, di Bawah 5 Tahun Jangan Pakai
Trump telah berulang kali mengkritik WHO atas tanggapan awal terhadap wabah virus corona.
Dia juga menuduh WHO berkolusi dengan China dan berpartisipasi dalam menutup-nutupi informasi tentang virus corona.
Pada April, pemerintahan Trump mengumumkan pembekuan dana AS untuk WHO, diikuti dengan keputusan untuk memutus hubungan dengan badan di bawah PBB itu.
Pada Juli, AS mengomunikasikan niatnya untuk menarik diri dari WHO.
Baca juga: WHO Berharap Pandemi Virus Corona Berakhir Kurang dari 2 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.