Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Dituding Korup, AS Enggan Ikut Koalisi Pengembangan Vaksin Corona

Kompas.com - 02/09/2020, 20:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan ikut koalisi pengembangan dan pendistribusian massal vaksin virus corona bernama COVAX dan dipimpin oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere menyatakan AS tidak ingin dibatasi oleh kelompok multilateral seperti WHO sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle.

Deere menyatakan AS akan terus melibatkan mitra internasional untuk mengalahkan virus corona.

“Tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh WHO yang korup dan China," kata Deere.

Dia menambahkan Presiden AS Donald Trump mempercayai vaksin yang telah terstandardisasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Baca juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura

Sementara itu, beberapa negara melakukan kesepakatan bilateral untuk mengamankan pasokan kandidat vaksin Covid-19 potensial.

Di sisi lain, upaya kerja sama yang lebih digerakkan oleh WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan aliansi vaksin Gavi dengan melibatkan 150 negara.

Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19, atau COVAX, telah menerima dukungan dari sekutu AS seperti Jepang, Uni Eropa, dan Jerman.

Inisiasi tersebut memungkinkan para anggota untuk mendapatkan akses ke berbagai vaksin potensial sehingga bagian dunia yang lebih luas dapat tercakup ketika vaksin telah dikembangkan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan

Pendekatan Picik terhadap Pandemi

Para pengkritik menyuarakan keprihatinan mereka atas keputusan AS yang mundur dari aliansi itu.

Mereka menyebut AS "picik" dalam menghadapi pandemi virus corona.

"Bergabung dengan COVAX adalah langkah sederhana untuk menjamin akses AS ke vaksin, tidak peduli siapa yang mengembangkannya terlebih dahulu," tulis anggota DPR dari Dapil California, Ami Bera.

Dia menambahkan keputusan AS tersebut membuat Negeri “Uncle Sam” berisiko tidak mendapatkan jatah vaksin virus corona.

Kemungkinan besar lainnya adalah AS mengembangkan vaksin sendiri tetapi menimbunnya untuk memvaksinasi warganya.

Hal itu akan membuat AS rentan terhadap kasus virus yang diimpor dan berdampak parah pada ekonomi AS jika ekonomi global belum pulih.

Baca juga: WHO: Anak di Atas 12 Tahun Wajib Pakai Masker, di Bawah 5 Tahun Jangan Pakai

AS Menarik Diri dari WHO

Trump telah berulang kali mengkritik WHO atas tanggapan awal terhadap wabah virus corona.

Dia juga menuduh WHO berkolusi dengan China dan berpartisipasi dalam menutup-nutupi informasi tentang virus corona.

Pada April, pemerintahan Trump mengumumkan pembekuan dana AS untuk WHO, diikuti dengan keputusan untuk memutus hubungan dengan badan di bawah PBB itu.

Pada Juli, AS mengomunikasikan niatnya untuk menarik diri dari WHO.

Baca juga: WHO Berharap Pandemi Virus Corona Berakhir Kurang dari 2 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com