Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Janjikan Bantuan Keamanan kepada Presiden Belarus Lukashenko

Kompas.com - 16/08/2020, 12:59 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa Rusia telah setuju untuk membantu keamanan dalam kasus ancaman militer eksternal.

Lukashenko juga menyuarakan keprihatinan atas latihan militer NATO yang berlangsung di negara tetangga Polandia dan Lithuania.

Kabar itu muncul ketika presiden yang diperangi warganya itu menghadapi protes massa atas sengketa pemilihan umum 9 Agustus.

Melansir BBC, ribuan orang berkumpul di luar gedung televisi pemerintah pada Sabtu, menuntut liputan penuh tentang demonstrasi tersebut.

Kerusuhan meletus setelah Presiden Alexander Lukashenko mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan pekan lalu, yang hasilnya telah dikecam karena Lukashenko dituduh melakukan kecurangan yang meluas.

Komisi Pemilihan Umum Pusat mengatakan Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, memenangkan 80,1 persen suara dan kandidat oposisi utama Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.

Tetapi Tikhanovskaya bersikeras bahwa di mana suara dihitung dengan benar, dia memenangkan dukungan mulai dari 60 persen hingga 70 persen.

Baca juga: Pilpres Belarus Rusuh, Viral Video Jeritan Demonstran yang Disiksa di Tahanan

Ada apa dengan perpolitikan Belarus?

Ketika kerusuhan berlanjut pada Sabtu, Lukashenko meminta bantuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Lukashenko mengatakan Presiden Putin telah berjanji untuk memberikan apa yang disebutnya sebagai bantuan komprehensif jika terdapat ancaman militer eksternal ke Belarus.

Pengumuman itu datang sehari setelah para menteri luar negeri Uni Eropa setuju untuk mempersiapkan sanksi baru terhadap pejabat Belarus yang bertanggung jawab atas "pemalsuan".

Amerika Serikat (AS) juga mengutuk pemilu di Belarus pekan lalu sebagai pemilihan umum yang "tidak bebas dan tidak adil".

Dalam pernyataan bersama pada Sabtu, perdana menteri dari tiga republik Baltik - Latvia, Lithuania dan Estonia mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam atas tindakan keras yang kejam dan penindasan politik terhadap oposisi oleh pihak berwenang".

Lithuania dan Latvia sebelumnya mengatakan mereka siap untuk menengahi apa yang terjadi di Belarus, asalkan pihak berwenang menghentikan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan membentuk dewan nasional dengan anggota masyarakat sipil.

 

Mereka memperingatkan bahwa alternatifnya adalah sanksi.

Baca juga: Mereka Dipaksa Berlutut dan Setengah Telanjang, Kisah Kebrutalan Aparat di Belarus

Para pemimpin dari 3 negara Baltik itu mengatakan pemilihan presiden di Belarus "tidak bebas dan tidak adil" dan menyerukan pemungutan suara "transparan" dengan partisipasi pengamat internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com