Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Kehilangan 9.500 Tentara AS, Jerman Mulai Risau

Kompas.com - 09/06/2020, 10:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Seorang pejabat tinggi Jerman "tidak terima" atas keputusan Donald Trump untuk mengurangi jumlah tentara Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Jerman.

Pekan lalu, Trump mengarahkan Pentagon untuk menarik 9.500 pasukan AS di Jerman, yang merupakan seperempat dari total tentara AS di sana.

Peter Beyer sekutu Kanselir Angela Merkel berujar, keputusan itu dapat berdampak pada hubungan baik antara sekutu-sekutu NATO yang sudah dipupuk sejak lama.

Baca juga: Rencana Trump Potong Jumlah Pasukan Militer AS di Jerman Picu Kekhawatiran

"Ini benar-benar tidak dapat diterima, terutama karena tidak ada seorang pun di Washington yang memberitahu sekutu NATO-nya Jerman," ujar Peter Beyer kepada surat kabar Rheinische Post.

Beyer sebagai koordinator trans-Atlantik Jerman, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa "hubungan Jerman-AS bisa sangat dipengaruhi oleh keputusan seperti itu dari Presiden AS."

Kemudian seorang pejabat senior pemerintahan berkata kepada Wall Street Journal, diskusi internal telah berlangsung sejak September, dan penarikan pasukan tidak ada hubungannya dengan keputusan Merkel untuk tidak menghadiri pertemuan G7 di Washington musim panas ini.

Baca juga: Merkel Tegaskan Tak Akan Maju untuk Kali Kelima

Pada Senin (8/6/2020), pemerintahan Merkel mengatakan pihaknya masih belum mendengar berita resmi dari Washington.

"Sampai sekarang, tidak ada konfirmasi resmi oleh pihak berwenang di Amerika Serikat apakah rencana ini benar-benar akan dilaksanakan atau tidak," kata Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer kepada wartawan di Berlin.

Ia lalu menambahkan, "Kami hanya meyakini informasi yang ada di media."

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Mass menilai hubungan Berlin dengan Washington adalah sesuatu yang "rumit".

"Kami menghormati kerja sama dengan angkatan bersenjata AS yang telah berkembang selama beberapa dekade. Ini adalah kepentingan kedua negara," terang Maas kepada surat kabar Jerman Bild.

"Kami adalah mitra dekat dalam aliansi trans-atlantik. Tapi ini rumit," imbuhnya.

Baca juga: Sisha Bar di Jerman Langgar Aturan, Klaster Infeksi Baru Covid-19 Muncul

Trump telah mengkritik para anggota NATO karena tidak cukup membayar bagian pertahanan mereka. Sementara itu Jerman diperkirakan tidak akan mencapai tingkat pembiayaannya sampai 2031.

Para pejabat Jerman menyatakan kerisauan bahwa penarikan pasukan AS dapat menimbulkan risiko keamanan di benua itu dengan melemahkan NATO.

Akan tetapi dalam pertemuan NATO pada Juli 2018 dengan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg, Trump mempertanyakan kenapa AS yang melindungi Jerman, bukannya Rusia yang notabene-nya ada kesepakatan di bidang energi dengan Jerman.

Baca juga: 21.000 Ton Minyak Tumpah di Siberia, AS Ingin Bantu Bersih-bersih

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com