BERLIN, KOMPAS.com - Jerman pada Minggu (7/6/2020) menyuarakan kekhawatiran mereka akan adanya laporan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk memotong jumlah pasukan AS yang ditempatkan di Jerman.
Pemotongan jumlah pasukan AS di Jerman dinilai mampu lemahkan pilar utama pertahanan NATO di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan kedua negara berdiri untuk memiliki kerjasama erat walau pun hubungan trans-Atlantik telah menjadi 'rumit' di bawah kepemimpinan Trump.
Baca juga: Markas Tentara AS dan Inggris di Irak Diserang Roket, 3 Orang Tewas
Namun, politisi senior lain di Berlin bicara terus terang, menganggap rencana Trump sebagai pukulan terakhir bagi hubungan AS-Jerman yang punya potensi risiko keamanan.
"Jika hal itu menyangkut penarikan sebagian pasukan AS, kami akan catat hal ini," ujar Maas kepada media Bild am Sonntag Daily.
"Kami mengapresiasi kerjasama dengan angkatan bersenjata AS yang telah berkembang selama beberapa dekade. Ini demi kepentingan kedua negara kami."
Baca juga: Tentara AS yang Bertugas di Korea Selatan Terinfeksi Virus Corona
Peter Beyer, koordinator Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk hubungan translantik memperingatkan bahwa "Hubungan Jerman-AS bisa sangat dipengaruhi" oleh keputusan Trump.
Wall Street Journal dan media lain melaporkan pada Jumat kemarin bahwa Trump telah memerintahkan Pentagon untuk memotong jumlah pasukan militer AS sebanyak 9.500 personil dari jumlah yang ada sebanyak 34.500 yang bertugas permanen di Jerman.
Langkah seperti itu secara signifikan mengurangi komitmen AS untuk pertahanan Eropa di bawah payung NATO dan tampaknya bermaksud membuat Berlin lengah.
Baca juga: Buntut Serangan Rudal Iran, 109 Tentara AS Cedera Otak
Namun, Maas mengaku bahwa ikatan dengan administrasi Trump sejauh ini memang telah tegang.
"Kami memang mitra yang dekat dalam aliansi trans-Atlantik namun itu rumit," ujar Maas yang sejauh ini telah menyetujui pasukan AS mulai dari kesepakatan nuklir Iran sampai kontribusi NATO, serta dukungan Berlin untuk proyek pipa gas Rusia.
Tidak ada konfirmasi cecpat menyusul keputusan rencana Trump yang ingin memotong jumlah pasukan AS di Jerman dan membuat jumlah mereka hanya sebanyak 25.000 personil di masa mendatang.
Baca juga: 50 Tentara AS Terluka akibat Serangan Rudal Iran
Namun dukungan Trump yang menunjukkan sedikit antusiasme atas perjanjian kerjasama jangka panjang dengan sekutu Eropa telah menyebabkan kekhawatiran di benua itu.
Pemimpin AS itu secara khusus bersikap pedas terhadap Jerman dalam beberapa tahun terakhir dengan menuduh sesama anggota NATO tidak membelanjakan cukup uang untuk pertahanan.
Sementara itu, Jerman sendiri menampung lebih banyak pasukan AS daripada negara lain di Eropa, warisan pendudukan Sekutu setelah Perang Dunia II.
Baca juga: Dibilang Muka Dua, PM Kanada Akui Bergosip soal Trump di Pertemuan NATO