Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan Fermentasi Khas Indonesia, Ada Udang dan Ikan Teri Fermentasi

Kompas.com - 08/12/2020, 08:11 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Fermentasi  adalah salah satu teknik kuno untuk mengawetkan makanan.

Banyak makanan fermentasi yang menjadi dikonsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebut saja seperti tempe, tape, peuyeum, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Tips Membuat Kimchi ala Rumahan, Perhatikan Suhu Tempat Fermentasi

Makanan fermentasi berbeda dengan makanan basi, terdapat bakteri baik didalamnya dan dapat bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.

Bahkan faktanya, makanan fermentasi seringkali lebih bergizi daripada bentuknya yang tidak difermentasi.

Banyak makanan fermentasi asli di Indonesia dan sangat populer di tengah masyarakat. Berikut makanan fermentasi dari Indonesia:

1. Tempe

Makanan kaya protein in merupakan salah satu makanan fermentasi khas Indonesia yang telah mendunia. Tempe adalah salah satu makanan hasil fermentasi dari kacang kedelai.

Baca juga: Sejak Kapan Tempe Terkenal Sampai Luar Negeri?

Makanan tempe sudah dikenal masyarakat Jawa sehak berabad lalu.

Dalam naskah Jawa Kuno tepatnya di Serat Centhini yang dibuat pada abad ke-19, tempe diceritakan dalam kurang lebih di lima jilid dari total 12 jilid Serat Centhini.

Dalam Serat Centhini tercantum naskah yang menceritakan sambal tempe, tempe goreng, tempe bacem.

Ada juga cerita tempe mentah yang dikisahkan disantap bersama kecambah dan sambal yang dibuat dari parutan kelapa.

Dalam Serat Centhini juga tercantum bahwa tempe selain makanan sehari-hari juga berguna sebagai makanan yang disuguhkan untuk hajatan.

2. Tapai singkong

Tapai ingkong merupakan camilan fermentasi yang bahan dasarnya, yaitu ubi kayu atau singkong.

Singkong yang biasa diolah menjadi tapai adalah singkong manis yang berwarna putih atau kuning.

Baca juga: 4 Cara Membedakan Tapai Singkong dan Peuyeum

Fermentasi biasanya dilakukan di dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang dan dilakukan pada suhu ruang selama dua sampai hari.

Lama lama fermentasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan selera masyarakat setempat.

Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tapai yang disukai adalah tapai yang agak lembek.

3. Peuyeum

Serupa tapi tak sama dengan tapai singkong. Peuyeum sama-sama terbuat dari ubi kayu atau singkong. Singkong yang digunakan juga jenis singkong manis yang berwarna putih atau kuning.

Dalam pembuatan peuyeum, biasanya singkong dibiarkan utuh, hanya dipotong di bagian pangkal dan ujungnya, kemudian dikupas.

Setelah dicuci dan direndam sebentar, singkong utuh tersebut direbus di air mendidih hingga setengah masak.

Baca juga: Cara Membuat Colenak, Camilan Enak dari Tapai atau Peuyeum

Setengah masak artinya sudah siap dimakan. Namun belum betul-betul lunak dan belum pecah-pecah.

Dalam proses peragian, ragi dilumurkan di seluruh permukaan singkong dengan ukuran dua kali lebih banyak dibandingkan ragi untuk pembuatan tapai.

Ilustrasi peuyeum atau singkong fermentasi. Dok. Shutterstock/ acarapi Ilustrasi peuyeum atau singkong fermentasi.

4. Brem

Makanan yang sering menjadi buah tangan dari Madiun dan Wonogiri juga merupakan makanan fermentasi asli Indonesia.

Brem memiliki tekstur yang padat kemudian akan leleh dimulut saat dimakan. Rasanya manis dan ada sensasi meletup-meletup saat mengenai lidah.

Baca juga: Apa Bedanya Arak, Tuak, dan Brem Bali yang Kini Sudah Legal?

Bahan untuk membuat sajian ini adalah beras ketan atau air tapai ketan, kemudian difermentasikan dengan ragi.

Setelah melewati proses tersebut akan menciptakan rasa brem yang khas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com