Dia tertarik untuk memelihara karena ikan tersebut menyimpan anak di dalam mulut saat ada bahaya.
Jika dirasa bahaya sudah menghilang atau keadaan sudah aman, ikan tersebut akan mengeluarkan anaknya lagi dari mulutnya.
Setelah sebelas kali percobaan, Mbah Moedjair akhirnya berhasil memelihara empat ekor ikan itu di kolam air tawar di pekarangan rumahnya.
Berkat keberhasilannya, Mbah Moedjair dikenal di seluruh Jawa Timur. Keberhasilannya saat itu juga didengar oleh asisten residen Jawa Timur pada zaman penjajahan Belanda.
Asisten residen pun mengesahkan nama ikan tersebut sebagai ikan moedjair atau mujair sebagai bentuk penghormatan untuk si penemu.
Penemuan Mbah Moedjair juga membuahkan sejumlah penghargaan, termasuk dari tingkat nasional.
Usai wafat karena asma pada 7 September 1957, Mbah Moedjair dimakamkan di Blitar dengan batu nisan yang diukir tulisan "Moedjair Penemu Ikan Mudjair".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.