Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Ikan Mujair, Benarkah Ditemukan Sosok Mbah Moedjair?

Kompas.com - 21/04/2024, 19:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cerita penemuan ikan mujair oleh sosok Mbah Moedjair kerap dilontarkan untuk menjelaskan asal mula keberadaan ikan ini di Indonesia.

Bahkan, julukan "Penemu Ikan Mudjair" tersemat pada batu nisan makamnya yang terletak di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Mujair adalah ikan berukuran sedang yang hidup di ekosistem perairan tawar dan payau. Ikan ini mudah dibudidayakan, serta gampang dijumpai dengan harga terjangkau.

Tidak hanya itu, mujair juga memiliki rasa dan bau yang tidak terlalu amis, sehingga relatif disukai masyarakat Indonesia.

Lantas, bagaimana asal-usul ikan mujair serta perjalanannya hingga ditemukan di Indonesia?

Baca juga: Benarkah Tebar Benih Ikan Nila di Perairan Umum Berpotensi Invasif dan Musnahkan Ikan Lokal?


Asal-usul ikan mujair

Pakar perikanan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Mohammad Mukhlis Kamal mengatakan, ikan mujair atau bernama ilmiah Oreochromis mossambicus adalah ikan spesies asli Afrika.

Nama spesies mossambicus tersebut merujuk pada suatu tempat, yakni negara Mozambik di kawasan Afrika bagian timur.

"Meskipun secara penyebaran lebih luas dari wilayah Mozambik sendiri. Jadi ikan ini asli spesies dari Afrika," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/4/2024).

Ikan dengan nama umum mozambique tilapia ini merupakan salah satu jenis ikan anggota dari famili Cichlidae.

Tidak hanya mujair, jenis ikan marga Cichlidae lain juga populer dan mudah ditemukan di Indonesia, termasuk nila, red devil, lohan, dan jaguar.

Baca juga: Viral, Video Ikan Dipotong Malah Memercikkan Api, Ini Kata Peneliti BRIN

Menurut Mukhlis, sebagaimana mengutip Myers (1951), mujair termasuk spesies sekunder (secondary species) atau kelompok ikan air tawar yang memiliki adaptasi tinggi terhadap salinitas (kadar garam).

"Dia (mujair) kadang-kadang masuk sampai perairan payau, dan bila mana diaklimatisasi (disesuaikan) dengan baik, kemungkinan dapat juga adaptif dengan air laut," kata Mukhlis.

Muklis mencontohkan, budidaya ikan nila yang merupakan sesama genus Oreochromis pun dapat dilakukan di air laut.

Kendati demikian, dia mengungkapkan, mujair bukanlah ikan air laut, melainkan ikan air tawar sekunder.

Baca juga: 8 Pilihan Ikan Tinggi Protein, Murah dan Mudah Dijumpai

Perjalanan ikan mujair ditemukan di Indonesia

Ikan mujair atau Mozambique Tilapia di Cincinnati Zoo.Greg Hume Ikan mujair atau Mozambique Tilapia di Cincinnati Zoo.

Pakar perikanan Indonesia ini menjelaskan, kehadiran ikan mujair di perairan Tanah Air kemungkinan besar dikarenakan tidak sengaja terbawa oleh kapal asing yang mengambil air balas di Afrika.

"Karena kemampuannya untuk memasuki perairan pesisir, di lokasi tambat kapal-kapal Belanda yang butuh untuk air balas, larva dan anak-anak ikan mujair ada di situ, sehingga terbawa berlayar hingga ke Nusantara," paparnya.

Seperti diketahui, selain Hindia Belanda yang kini menjadi Indonesia, Belanda memiliki wilayah jajahan cukup banyak di Afrika.

Layaknya Afrika, Indonesia merupakan negara tropis, sehingga mudah bagi mujair yang terbawa untuk berkembang biak saat dilepaskan bersama pembuangan air balas dari kapal.

Baca juga: Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Mukhlis menuturkan, ikan mujair tercatat pertama kali ditemukan pada 25 Maret 1936 di Pantai Serang, Blitar, Jawa Timur, oleh seorang nelayan bernama Moedjair.

Informasi tersebut tertulis jelas pada batu nisan tempat Mbah Moedjair dimakamkan.

"Saat itu, ikan itu diidentifikasi sebagai Saroterodon tilapia yang kemudian menjadi Oreochromis mossambicus," terang Mukhlis.

Pada zaman itu, menurutnya, belum ada nama lokal yang diberikan untuk menyebut ikan tersebut.

"Saat itu nama lokalnya belum ada, tetapi orang ingat Pak Moedjair. Akhirnya menjadi mujair, sebagian orang Sunda malah menyebutnya lauk jaer," lanjutnya.

Baca juga: Bukan Salmon, Ini 4 Ikan Paling Sehat untuk Dimakan

Cerita penemuan Mbah Moedjair

Dilansir dari Kompas.com (16/1/2021), sosok Mbah Moedjair lahir di Desa Kuningan, Kabupaten Blitar, pada 1890.

Mbah Moedjair yang bernama asli Iwan Muluk awalnya bekerja sebagai penjual sate. Sayangnya, usaha tersebut bangkrut akibat kebiasaan buruknya yang suka berjudi.

Tidak ingin patah semangat, Mbah Moedjair tirakat atau berpantangan atas usulan kepala desanya saat itu, Muraji.

Dalam usahanya berpantangan, Mbah Moedjair mengaku mendapatkan pandangan berupa menemukan serta memelihara ikan yang habitatnya berada di air laut.

Namun, tak ada yang tahu pasti bagaimana Mbah Moedjair dapat menemukan ikan mujair dan memeliharanya.

Merujuk buku Go... Go... Indonesia (2013) karya Apri Subagio, Mbah Moedjair disebut menemukan ikan saat berkunjung ke Pantai Serang, Blitar Selatan.

Baca juga: Ikan Koi di Akuarium Kota Malang Dilaporkan Mati, DLH: Ada yang Masukkan Lele

Dia tertarik untuk memelihara karena ikan tersebut menyimpan anak di dalam mulut saat ada bahaya.

Jika dirasa bahaya sudah menghilang atau keadaan sudah aman, ikan tersebut akan mengeluarkan anaknya lagi dari mulutnya.

Setelah sebelas kali percobaan, Mbah Moedjair akhirnya berhasil memelihara empat ekor ikan itu di kolam air tawar di pekarangan rumahnya.

Berkat keberhasilannya, Mbah Moedjair dikenal di seluruh Jawa Timur. Keberhasilannya saat itu juga didengar oleh asisten residen Jawa Timur pada zaman penjajahan Belanda.

Asisten residen pun mengesahkan nama ikan tersebut sebagai ikan moedjair atau mujair sebagai bentuk penghormatan untuk si penemu.

Penemuan Mbah Moedjair juga membuahkan sejumlah penghargaan, termasuk dari tingkat nasional.

Usai wafat karena asma pada 7 September 1957, Mbah Moedjair dimakamkan di Blitar dengan batu nisan yang diukir tulisan "Moedjair Penemu Ikan Mudjair".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Tren
Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com