Tradisi tersebut memiliki arti untuk memahami pentingnya menghormati orangtua, tidak angkuh, dan tidak sombong kepada mereka.
Tak hanya itu, seorang anak juga diharapkan senantiasa mengharapkan restu dan bimbingan orangtua.
Selain sungkeman kepada orangtua, prosesi ngaku lepat juga dilakukan dengan memohon maaf kepada tetangga dan kerabat sekitar.
Karenanya, ketupat menjadi simbol permintaan maaf bagi masyarakat Jawa.
Baca juga: Uang Pecahan Kecil Palsu Banyak Beredar Setelah Lebaran, BI Jelaskan Bedanya
Tak heran, ketika seseorang datang ke rumah saat lebaran, akan disuguhi ketupat dan diminta memakannya.
Saat ketupat tersebut dimakan, pintu maaf secara otomatis telah dibuka dan segala salah atau khilaf terhapus.
Adapun istilah laku papat mengartikannya dengan lebaran, luberan, leburan, dan laburan, berikut penjelasannya:
Dengan begitu, lebaran ketupat diyakini merupakan tuntunan yang luhur untuk menjadi pribadi lebih baik.
(Sumber: Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya, Ari Welianto | Editor: Rizal Setyo Nugroho)
Baca juga: Ramai soal Seragam Sekolah Ganti Setelah Lebaran 2024, Ini Kata Kemendikbud Ristek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.